Mendagri tertawa mendengarnya. " Ini wartawan ngatur-ngatur Mendagri ha.ha.ha," Dirjen Otda ikut menyela.
Selanjutnya, Anton Wartawan Kompas, ikut bertanya. Ia minta penjelasan Mendagri soal SKB (Surat Keputusan Bersama) Mendagri dengan Menteri Desa tentang dana desa. Mendagri pun menjawab, bahwa bukan SKB. Tentang dana desa, ia memang telah meneken surat bersama dengan Menteri Desa. Tapi kata dia, tak hanya dengan Menteri Desa, masih soal dana desa, ia juga akan meneken surat bersama Menteri Keuangan.
Tiba-tiba, Mendagri memanggil seseorang. " Di coba bawa itu berkas-berkas saya di mobil yang ada soal dana desa" katanya.
" Wah, boleh juga tuh pak di copy" tiba-tiba Anton menyela.
Orang yang dipanggil Mendagri, tak lain adalah staf pribadinya, Mas Adi. Tak berapa lama, Mas Adi, tampak tergopoh-gopoh membawa setumpuk berkas. Lalu, ia menyerahkan ke Mendagri. Mendagri pun segera membawa tumpukan berkas ke atas meja, tempat para petugas pengamanan dalam atau Pamdal, berjaga. Ia pun kemudian, memilah-milah tumpukan dokumen, mencari berkas yang dicarinya.
" Di, enggak ada. Coba cari berkas yang ada tentang dana desa," kembali Mendagri berseru pada Mas Adi, staf pribadinya.
Tapi tak lama kemudian, Mendagri kembali berseru kepada Mas Adi. " Di sudah ketemu, ada ini".
Mas Adi pun urung mencari berkas. Tiba-tiba Dirjen Otda, berkata. " Kalian ini ngerjain menteri".
Sambil membuka berkas dengan dikerubungi para wartawan, Mendagri hanya tersenyum mendengar perkataan Dirjen Otda. Sampai kemudian ia berkata. " Saya juga pernah menjadi wartawan," kata Mendagri.
" Wah dimana pak? Koran apa? Suara Merdeka?," Carlos langsung menyela dengan pertanyaan.
Carlos langsung menebak Suara Merdeka, karena memang Mendagri, berasal dari Jawa Tengah, dari Semarang. Koran Suara Merdeka sendiri, adalah koran tertua dan mungkin terbesar di Jawa Tengah.