Saya pun pastinya tak akan terima, misal almamater saya diusulkan dibubarkan, hanya karena ada segelintir lulusannya yang berbuat salah. Dan semua juga pasti begitu. Alumni Akmil atau Akabri atau pun Akpol juga tak akan terima bila almamaternya diusulkan untuk dilikuidasi hanya karena ada satu atau beberapa orang perwiranya berbuat salah.Â
Â
" Saya kira, janganlah kita ini, hanya karena sedang di atas panggung lalu merasa sebagai yang terbaik, apalagi mengaku sebagai yang paling terdidik," katanya.
Â
Menurut pendapatnya, seorang pemimpin itu harusnya mengayomi. Membuat semua merasa diakui. Tidak kemudian, seorang pemimpin itu memancing konflik. Karena seorang pemimpin juga manusia biasa, tak bisa lepas dari salah. Dan ia pun menyarankan sebuah saran pada Ahok.Â
Â
" Tolong sampaikan salam saya kepada Pak Ahok. Lebih baik dia fokus mengurus Jakarta. Biarlah urusan IPDN itu jadi urusannya Kemendagri, Mendagri, karena itu kewenangannya. Segala perbaikan di IPDN itu urusannya Kemendagri, " katanya.Â
Â
Ya, saya kira itu saran yang bijak. Ahok sebagai gubernur sebaiknya fokus mengurus Jakarta saja. Karena memang dia punya mandat memperbaiki kondisi Jakarta yang carut marut. Banjir dan macet, adalah hal yang harus dijawab oleh Ahok, selain masalah pengangguran dan kesemrawutan kota.
Â
Karena, sekarang pun, penyerapan anggaran provinsi DKI Jakarta, adalah salah satu termasuk yang terendah. Artinya, masih ada pekerjaan yang harus dibenahi. Sebab ketika anggaran tak terserap, roda program pembangunan pun ikut tersendat.Â