Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Menteri Harus Naik Mobil Tua Tanpa AC

4 September 2015   23:07 Diperbarui: 5 September 2015   00:07 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Tadinya saya pikir mobil yang menjemput, jika tak mobil Toyota Innova, minimal mobil yang usianya masih muda. Tapi ini, yang menjemput kami, mobil yang sudah tampak tua. Ketika masuk, saya tambah kaget, sama sekali mobil tak berpendingin udara alias tak pakai AC. Maka praktis dalam mobil, saya merasa kegerahan. Sementara yang naik cukup banyak. Posisi duduk pun tak seperti mobil biasa, berdampingan. Tapi posisi duduk seperti dalam angkot. Mendagri duduk paling belakang, menghadap ke depan. Di dekatnya duduk Pak Wagub. Jadi kami duduk dalam mobil, dalam formasi 'ngariung'. Mendagri sendiri, tampak seperti biasa saja. Dia asyik mengobrol dengan Pak Wagub Sumut. Padahal, udara lumayan mulai terik. Kami, berangkat menjelang pukul 8 pagi. 

 

Dalam mobil saya coba ikut mengobrol dengan Mendagri. Satu pertanyaan pembuka saya lontarkan kepada Mendagri. " Pak, jadwal bapak kan padat. Apa mungkin ada jamu atau obat untuk menjaga stamina?" tanya saya. 

 

Mendagri tampak tersenyum. " Enggak, saya enggak pakai jamu-jamuan. Yang penting tidur saja. Tidur dua sampai empat jam, cukup. Satu jam, juga cukup,"kata Mendagri. 

 

Mendagri melanjutkan omongannya. Kata dia, yang penting hidup harus dinikmati dan disyukuri. Saya hanya manggut-manggut mendengarnya. Keringat terasa mulai membasahi badan. " Apa tak cape pak, maksudnya pernah merasa cape dengan jadwal kerja yang sangat padat?" kembali saya bertanya. 

 

" Ha.ha.ha. Enggaklah. Saya malah kalau tak ada kegiatan pusing," katanya. 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun