Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Menteri Harus Naik Mobil Tua Tanpa AC

4 September 2015   23:07 Diperbarui: 5 September 2015   00:07 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Akhir Juli 2015, saya mendapat undangan liputan dari Kementerian Dalam Negeri untuk meliput kunjungan kerja Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo ke Kabupaten Humbang Hasundutan. Mendagri datang ke kabupaten yang berada di sekitar Danau Toba, Sumatera Utara itu memenuhi undangan dari pemerintah daerah setempat yang akan menggelar hari jadinya yang ke-12.

 

Saya sendiri, bersama dengan Kepala Pusat Penerangan Kementerian Dalam Negeri, Pak Dodi Riatmadji, berangkat duluan. Sementara Mendagri, terbang esok harinya. Jadi, saya dan Vidi, wartawan Sinar Harapan yang juga ikut diundang, menginap semalam di Medan. Ikut pula, Kabiro Humas Puspen Kemendagri, Pak Acho Maddaremmeng, yang suka humor, tapi takut-takut jika naik pesawat. 

 

Pagi-pagi, kami menjemput Mendagri yang diinformasikan berangkat sekitar pukul lima pagi lebih. Di Bandara Kualanamu, Medan, kami menyambut Mendagri. Ikut menyambut Wakil Gubernur Sumatera Utara, Teungku Erry Nuradi. 

 

Dan, setelah ikut Pak Wagub, kami menyambut kedatangan Mendagri ke terminal kedatangan penumpang biasa. Tadinya saya pikir, kami akan menunggu Mendagri di ruang VIP, seperti yang selama ini lazim saya alami, ketika pergi meliput kegiatan seorang menteri. 

 

Dari lorong garbarata, yang menghubungkan dengan pintu pesawat, tampak satu sosok yang tak asing. Dia, adalah Mendagri, Tjahjo Kumolo. Dia, datang hanya ditemani satu orang staf pribadinya. Saya mengenalnya dengan panggilan Mas Adi. Hanya berdua, tanpa ada pengawal, atau staf lainnya. Gontai saja Mendagri melangkah. Tangan dimasukan ke saku celananya. Sementara Mas Adi 'ngintil' di belakangnya. 

 

Setelah istirahat sebentar, kami pun bergegas lagi masuk landasan bandara. Rencananya memang dari Kualanamu pergi ke Humbang Hasundutan naik pesawat kecil. Menuju ke pesawat yang sudah terparkir, kami dijemput sebuah mobil minibus.

 

Tadinya saya pikir mobil yang menjemput, jika tak mobil Toyota Innova, minimal mobil yang usianya masih muda. Tapi ini, yang menjemput kami, mobil yang sudah tampak tua. Ketika masuk, saya tambah kaget, sama sekali mobil tak berpendingin udara alias tak pakai AC. Maka praktis dalam mobil, saya merasa kegerahan. Sementara yang naik cukup banyak. Posisi duduk pun tak seperti mobil biasa, berdampingan. Tapi posisi duduk seperti dalam angkot. Mendagri duduk paling belakang, menghadap ke depan. Di dekatnya duduk Pak Wagub. Jadi kami duduk dalam mobil, dalam formasi 'ngariung'. Mendagri sendiri, tampak seperti biasa saja. Dia asyik mengobrol dengan Pak Wagub Sumut. Padahal, udara lumayan mulai terik. Kami, berangkat menjelang pukul 8 pagi. 

 

Dalam mobil saya coba ikut mengobrol dengan Mendagri. Satu pertanyaan pembuka saya lontarkan kepada Mendagri. " Pak, jadwal bapak kan padat. Apa mungkin ada jamu atau obat untuk menjaga stamina?" tanya saya. 

 

Mendagri tampak tersenyum. " Enggak, saya enggak pakai jamu-jamuan. Yang penting tidur saja. Tidur dua sampai empat jam, cukup. Satu jam, juga cukup,"kata Mendagri. 

 

Mendagri melanjutkan omongannya. Kata dia, yang penting hidup harus dinikmati dan disyukuri. Saya hanya manggut-manggut mendengarnya. Keringat terasa mulai membasahi badan. " Apa tak cape pak, maksudnya pernah merasa cape dengan jadwal kerja yang sangat padat?" kembali saya bertanya. 

 

" Ha.ha.ha. Enggaklah. Saya malah kalau tak ada kegiatan pusing," katanya. 

 

Untungnya perjalanan menuju pesawat yang akan membawa kami ke Kabupaten Humbang Hasundutan tak lama. Gerah pun berakhir sudah. Obrolan juga terputus, karena kami harus segera masuk pesawat yang akan menerbangkan kami ke Humbang Hasundutan. 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun