Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Politik Kuliner" Ala Pak Walikota Depok

22 April 2012   19:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:16 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya pun berpikir genit, katakanlah Pak Walikota Nur Mahmudi itu benar-benar tak makan nasi, sesuai dengan kebijakan yang dikeluarkannya. Dan hanya makan singkong dengan parutan keju. Ya, pasti enak singkong ditaburi parutan keju dan di siram gula merah cair atau susu coklat.

Tapi gimana dengan si pulan misalnya, petugas kebersihan di Depok. Apa karena harus patuh pada perintah atasan lantas bela-belain membeli keju dan susu coklat agar acara makan singkongnya tak membosankan. Lha, gajinya saja sudah minim, apa mau si Pulan menghabiskan penghasilannya hanya untuk beli keju?

Kalau saya jadi pegawai di Pemkot Depok, saya pasti akan mendumel dan menggerutu kesal. Dan akan mengumpat Pak Walikota dalam hati. Untung saya bukan pegawai di Pemkot Depok, sehingga tak tersiksa di hari larangan makan nasi.. Untung..untung..

Dan andai nanti kebijakan 'politik kuliner' itu akan diberlakukan untuk semua penduduk Depok-kebetulan saya tinggal di Depok- saya bakal menentangnya. Bagi saya dengan makan nasi, mungkin saya ikut membantu para petani kita. Tentu dengan catatan tidak makan nasi dari beras impor.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun