" Kita temukan yang tukar-tukar nama itu," katanya.
Jumlahnya cukup besar ada 70 ribuan KTP yang tukar-tukar nama. Ia pun curiga, pasti ada motif lain dibalik itu. Karena rasanya aneh bila satu orang punya banyak KTP dengan kotak-katik nama.
" Ada satu orang ketika rekam pertama pakai nama Abdul Malik pake jenggot, di rekam di Bekasi. Sampai di Jakarta, ganti namanya Abdullah, kumisnya di cukur. Ketahuan kan lewat finger print. Dan itu banyak 70 ribu yang kita temukan," ujarnya. Karena curiga ia pun melaporkannya ke BIN dan Kapolri.
Finger print, atau alat rekam sidik jari, kata Gamawan efektif mencegah modus penipuan identitas. Gamawan mencontohkan kasus Nazaruddin saat kabur ke luar negeri, yang memakai nama samaran Syarifudin.
" Tapi kalau pakai ini (e-KTP), tinggal di uji, KTP ini miliknya bukan. Tinggal cek sidik jarinya, akan ketahuan," ujarnya.
Karena manfaatnya penting, ia pun rela pasang badan. Pada presiden juga wakil presiden ia sudah tegaskan komitmennya, bila gagal jabatannya tanggal.
" Saya targetkan, perekaman tiap hari bisa 500 ribuan," ujarnya.
Dalam hitungannya, bila tiap hari 500 ribuan, maka sampai April 2012, data yang bisa direkam sekitar 14 jutaan. Artinya sisa target 2011 yang belum selesai bisa dikejar sampai April.
Gamawan pun kemudian membuka tampilan capaian perekeman e-KTP di Sumbar. Sambil berdiri di podium ia mengarahkan alat sorot ke layar yang menampilkan data-data perekaman e-KTP di Sumbar.
" Ini pada Pak Wakil Bupati Pesisir Selatan, yang masih 70,67 persen, tolong kejar dan genjot lagi yah," katanya, sambil berpaling ke deretan kursi yang diduduki para kepala daerah se-Sumbar.
Editiawarman, Wakil Bupati Pesisir Selatan yang dipanggil namanya tersenyum dan menjawab tegas. " Siap Pak Menteri, Insya Allah dua minggu bisa," jawabnya.