Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gulai Ikan dan Target e-KTP

26 Maret 2012   06:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:28 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menginjakan kaki ke Padang, bagi Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi, seperti pulang kampung. Karena memang tanah Minangkabau, adalah kelahirannya. Disana Gamawan lahir, merintis karir hingga menjadi orang nomor satu di Kementerian Dalam Negeri.

Seperti kemarin, wajah Gamawan sumringah. Senyumnya terkembang merekah. Bukan semata ia injakan kaki kembali ke tanah lahirnya, tapi kedatangannya ke Padang kali ini adalah untuk memberikan penghargaan pada Kabupaten Solok dan Kota Padang Panjang atas keberhasilannya merampungkan perekaman e-KTP.

Program e-KTP sendiri, adalah program pertaruhan Gamawan sebagai Mendagri. Karena ia telah berjanji, bila program itu gagal ia akan mengundurkan diri. Sebuah janji langka dari seorang pejabat negara yang tak main-main. Maka, setiap ada keberhasilan atas program itu, Gamawan bersemangat mengapresiasinya.

Tiba di Padang, dari Bandara, Gamawan langsung menuju Rumah Nenek. Rumah Nenek ini sebuah hotel resik mungil, milik keluarganya. Dan, Hotel Rumah Nenek itu, dulunya adalah tempat yang diami oleh nenek Gamawan.

Saat tiba disana, sejumlah pejabat teras Kota Padang, menyambutnya. Diantaranya Walikota Padang, Fauzi Bahar, Ketua DPRD Padang dan para bupati dan walikota di Provinsi Padang. Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno sendiri datang belakangan dan langsung tergopoh menuju restoran yang ada di Rumah Nenek.

Di restoran Rumah Nenek, Gamawan langsung dipersilahkan ke meja makan. Di meja makan, sudah di hidangkan nasi putih, gulai kepala ikan, sambal cabe hijau, rendang dan masakan khas Padang. Di meja makan, gelak tawa berderai. Dan Gamawan, lupa akan protokoler, makan lahap menggunakan tangan, ditimpahi obrolan ringan tentang kampung halaman dan e-KTP.

Usai bersantap, Mendagri dan para kepala daerah se-Sumbar menuju lantai II. Disana, akan digelar acara penyerahan penghargaan bagi Kabupaten Solok dan Kota Padang Panjang. Saat memberi sambutan, Gamawan, bersemangat bicara tentang e-KTP dan program turunan lainnya.

" Kita targetkan 172 juta. Angka itu sebenarnya bisa lebih dari itu. 172 juta itu asumsi yang disusun 2009. Tapi kan ada orang kawin, dan usia bertambah, kita proyeksikan akhir 2012, ada 195 juta yang mesti dilayani e-KTP," kata dia.

Menurutnya, banyak manfaat dari e-KTP. Misal untuk urusan jual beli tanah. Bila sekarang, beli tanah di Bogor mesti memakai KTP Bogor. Pun di Bandung, harus pakai KTP Bandung.

" Sekarang telah keluar Perpres No 67, cukup dengan satu KTP," kata dia.

Kata dia, selama pengerjaan e-KTP, pihaknya juga menyisir jumlah KTP ganda. Dan hasilnya ada 7 juta KTP ganda yang berhasil di invetarisir. Serta ada temuan menarik dimana banyak ditemukan KTP dengan mengotak-atik nama. Misal di Jakarta, memakai nama G Fauzi. Tapi untuk KTP Padang, memakai inisial Gamawan F.

" Kita temukan yang tukar-tukar nama itu," katanya.

Jumlahnya cukup besar ada 70 ribuan KTP yang tukar-tukar nama. Ia pun curiga, pasti ada motif lain dibalik itu. Karena rasanya aneh bila satu orang punya banyak KTP dengan kotak-katik nama.

" Ada satu orang ketika rekam pertama pakai nama Abdul Malik pake jenggot, di rekam di Bekasi. Sampai di Jakarta, ganti namanya Abdullah, kumisnya di cukur. Ketahuan kan lewat finger print. Dan itu banyak 70 ribu yang kita temukan," ujarnya. Karena curiga ia pun melaporkannya ke BIN dan Kapolri.

Finger print, atau alat rekam sidik jari, kata Gamawan efektif mencegah modus penipuan identitas. Gamawan mencontohkan kasus Nazaruddin saat kabur ke luar negeri, yang memakai nama samaran Syarifudin.

" Tapi kalau pakai ini (e-KTP), tinggal di uji, KTP ini miliknya bukan. Tinggal cek sidik jarinya, akan ketahuan," ujarnya.

Karena manfaatnya penting, ia pun rela pasang badan. Pada presiden juga wakil presiden ia sudah tegaskan komitmennya, bila gagal jabatannya tanggal.

" Saya targetkan, perekaman tiap hari bisa 500 ribuan," ujarnya.

Dalam hitungannya, bila tiap hari 500 ribuan, maka sampai April 2012, data yang bisa direkam sekitar 14 jutaan. Artinya sisa target 2011 yang belum selesai bisa dikejar sampai April.

Gamawan pun kemudian membuka tampilan capaian perekeman e-KTP di Sumbar. Sambil berdiri di podium ia mengarahkan alat sorot ke layar yang menampilkan data-data perekaman e-KTP di Sumbar.

" Ini pada Pak Wakil Bupati Pesisir Selatan, yang masih 70,67 persen, tolong kejar dan genjot lagi yah," katanya, sambil berpaling ke deretan kursi yang diduduki para kepala daerah se-Sumbar.

Editiawarman, Wakil Bupati Pesisir Selatan yang dipanggil namanya tersenyum dan menjawab tegas. " Siap Pak Menteri, Insya Allah dua minggu bisa," jawabnya.

Gamawan langsung menyambar," Bagus, senang saya mendengarnya,"

Gamawan pun mengabsen dan mengecek satu persatu kepala daerah dan wakilnya yang datang ke pertemuan itu. " Tanah Datar ini baru 88,39 persen. Genjot terus. Jika gagal malulah Pak Dirjen (Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Irman -red) yang asal tanah datar ini," katanya.

Irman, Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang juga hadir dalam pertemuan itu tergelak tertawa. Bupati Tanah Datar, M Shadiq Pasadigoe, tak kalah sigap.

" Pak bukan 88 persen lagi, sudah 90 persen. Tinggal sedikit lagi,"

Mendengarnya, Gamawan terlihat senang sekali. " " Wah saya senang sekali,"katanya.

Pada Walikota Bukit Tinggi, Ismet Amzis, Mendagri juga meminta komitmennya agar cepat menyelesaikan perekaman e-KTP. Apalagi Bukit Tinggi, perekaman e-KTP sudah mencapai 94 persen.

" Bagaimana ini Bukit tinggi, sudah 94 persen. Sedikit lagi ini," katanya.

Di jawab Ismet Amzis dengan tegas. " Seminggu lagi selesai Pak Menteri," katanya.

Senyum Gamawan pun kian merekah. Pada Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno, ia juga tak lupa mengejar komitmennya. Bahkan pada Irwan, Gamawan meminta agar Sumbar bisa mengejar Provinsi Bangka Belitung yang menargetkan pada minggu kedua April selesai melakukan perekaman e-KTP.

" Saya ingin Sumbar kalahkan Babel," kata Gamawan.

Irwan menjawab dengan kalem dan diplomatis. " Naik haji itu bagi orang-orang yang mampu. Kita mampu ya insya allah naik haji,"

Mendengar itu Gamawan tertawa. Dan di ujung rapat, ia pun kembali menceritakan tentang janjinya akan mundur bila e-KTP gagal. Baginya itu adalah pertanggung jawaban seorang pejabat.

" Kalau ada satu program penting gagal, maka harus mundur. Maka kalau Pak Bupati, Walikota, dan para wakil kepala daerah disini ingin saya tetap jadi Mendagri, ya tolong dibantu," kata Gamawan.

Tanpa di komando, para kepala daerah yang hadir serentak menjawab. " Siap Pak Menteri,"

Gamawan pun kembali tersenyum, bahkan makin terlihat merekah tanda saking senangnya. " Terima kasih," ujarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun