Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ekses Investasi, Tingkat Pendidikan dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi

14 Juni 2021   14:24 Diperbarui: 14 Juni 2021   14:54 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (Republika.co.id)

Upaya untuk memacu laju pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, hampir selalu dikaitkan dengan peran dari sektor swasta dengan keadaan investasinya. 

Selain itu, hal ini juga seringkali dikaitkan dengan peran serta pemerintah dalam menyusun kebijakan berkait dengan alokasi belanja negara. Sebab melalui langkah-langkah awal inilah biasanya kemudian akan dapat ditengarai terciptanya sumber daya manusia yang berkelanjutan.

Diantara indikator yang dapat digunakan untuk melihat adanya sumber daya manusia yang berkelanjutan ini adalah dengan adanya kontribusi dari sektor pendidikan tersebut dalam menyumbang tenaga kerja.

Selanjutnya, untuk mencoba mengungkap fenomena ini lebih lanjut, sekelompok peneliti yang terdiri dari Nidya Listiono, Adi Wijaya dan Irsan Tricahyadinata dari Universitas Mulawarman telah menyusun sebuah riset dengan mengambil fokus pada identifikasi investasi, tingkat pendidikan dan pengeluaran pemerintah. 

Adapun tujuan lebih lanjut dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui sejauh mana dampak dari ketiga variabel tersebut dalam menumbuhkan laju perekonomian dan penyerapan tenaga kerja di daerah, dimana dalam riset tersebut mereka khususkan di daerah Provinsi Kalimantan Timur.

Penelitian itu sendiri dilakukan dengan mengolah data berdasarkan deret waktu selama periode 2009-2019 dengan didukung teknik kuantitatif. Berbekal metode tersebut peneliti berharap akan memperoleh kemudahan pada saat mereka mengukur masing-masing variabel penelitian tadi. 

Kemudian, setelah data tersebut mereka susun dan interpretasikan melalui analisis jalur (path analysis), output dari analisis tersebut akan ditujukan pada tiga aspek, yakni efek langsung, efek tidak langsung, dan efek total.

Beberapa hal yang kemudian mereka temukan setelah melakukan analisis tersebut adalah bahwa variabel investasi dan belanja pemerintah secara langsung memiliki pengaruh positif yang signifikan dalam menumbuhkan perekonomian daerah.

Ini artinya, pertambahan pada kedua sektor tersebut memiliki peran penting dalam meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian daerah. Dan demikian pula sebaliknya.

Sedangkan pada variabel pendidikan sendiri mereka telah mengungkap bahwa hanya pendidikan pada jenjang tertentu saja yang rupanya memiliki andil secara positif signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Dengan demikian, tidak semua lulusan dari sektor pendidikan ini dapat menjamin terserapnya mereka ke dalam pasar tenaga kerja.

Selanjutnya, untuk pengaruh tidak langsung dari variabel ini, peneliti telah menggunakan variabel pertumbuhan ekonomi yang merupakan variabel intervening. Hasil dari analisis tersebut adalah bahwa investasi dan pengeluaran pemerintah keduanya memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. 

Akan tetapi, hasil telusur dari analisis jalur tersebut ternyata tidak menemukan adanya pengaruh signifikan pada sektor penyerapan tenaga kerja melalui pertumbuhan ekonomi. Hal ini pun berarti pertumbuhan ekonomi tidaklah akan selalu berdampak terhadap penyerapan tenaga kerja. 

Berdasarkan temuan dari penelitian ini kiranya kita dapat menyimpulkan bahwa faktor investasi dan pengeluaran pemerintah merupakan bagian dari faktor terpenting dalam mendukung laju pertumbuhan perekonomian daerah yang barangkali juga akan berdampak pada laju pertumbuhan perekonomian dalam negeri.

Secara sederhana, dapat kita pahami bahwa semakin tinggi laju investasi maka akan semakin tinggi pula ketersediaan modal kerja yang dapat digunakan oleh perusahaan, baik itu untuk kegiatan produksi maupun dana operasional mereka. Sehingga dampak selanjutnya adalah peluang mereka untuk menumbuhkan tingkat produksi maupun penjualan pun akan semakin terbuka.

Sementara itu, anggaran belanja pemerintah juga merupakan faktor yang berpeluang dalam menggerakkan sendi-sendi perekonomian dalam negeri. Sebab dengan semakin banyaknya belanja pemerintah yang dianggarkan untuk sektor produktif maka indikasi perputaran dana pada sektor riil pun akan semakin meningkat.

Selanjutnya, untuk faktor pendidikan sendiri jika kita melihat dari hasil penelitian tersebut merupakan faktor yang berpotensi dalam menumbuhkan perekonomian, yakni berkait dengan perananannya dalam menyiapkan angkatan kerja. 

Akan tetapi, sayangnya peran mereka dalam menyiapkan tenaga kerja yang terdidik dan terlatih ini masih sebatas pada jenis maupun tingkat pendidikan tertentu. Sehingga keadaan inilah yang kemungkinan akan menyisakan permasalahan tersendiri berkait dengan kesiapan anak didik mereka dapat terserap dalam dunia kerja.

Dalam hal ini barangkali kita bisa mengambil contoh dari beberapa lembaga pendidikan yang telah membekali para peserta didik mereka dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan untuk kebutuhan pangsa pasar tenaga kerja, yakni melalui pendidikan vokasi, pendidikan tinggi hingga pelatihan kerja. 

Sehingga, besar kemungkinan dengan memiliki standard kemampuan yang dibutuhkan oleh pangsa pasar tersebut maka akan semakin memudahkan lulusan mereka dapat terserap dalam dunia kerja.

Akan tetapi, di luar dari upaya itu siapa saja sebenarnya masih berpeluang untuk memperoleh pekerjaan berbekal kemampuan yang mereka miliki, terlepas dari tinggi rendahnya latar belakang pendidikan yang mereka sandang. 

Sehingga bagi siapa saja yang merasa dirinya belum beruntung karena memperoleh fasilitas pendidikan yang mendukung untuk memperoleh pekerjaan tersebut, maka mereka pun sebenarnya tidak perlu berkecil hati. Sebab, mereka sebenarnya masih berpeluang untuk tetap mendayakan diri mereka dengan cara terus belajar dan mengasah keterampilan diri dari lingkungan sekitar maupun belajar dari fasilitas-fasilitas pendidikan gratis yang bertebaran di dunia digital. 

Barangkali dengan mendayakan fasilitas-fasilitas pembelajaran alternatif tersebut akan sangat bermanfaat bagi mereka untuk meng-upgrade pengetahuan maupun keterampilan yang mereka miliki. 

Selain itu, mereka pun sebenarnya masih dapat membuka usaha sendiri dengan cara berwirausaha dan menjalin jaringan usaha dengan pihak-pihak tertentu. Apalagi, saat ini kita juga sangat didukung oleh fasilitas teknologi komunikasi yang kian memudahkan siapa saja untuk dapat menjangkau pasar.

Dengan memanfaatkan keadaan yang demikian, maka harapan selanjutnya adalah mereka pun akan mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar maupun kebutuhan tenaga kerja. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun