Selanjutnya, untuk pengaruh tidak langsung dari variabel ini, peneliti telah menggunakan variabel pertumbuhan ekonomi yang merupakan variabel intervening. Hasil dari analisis tersebut adalah bahwa investasi dan pengeluaran pemerintah keduanya memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.Â
Akan tetapi, hasil telusur dari analisis jalur tersebut ternyata tidak menemukan adanya pengaruh signifikan pada sektor penyerapan tenaga kerja melalui pertumbuhan ekonomi. Hal ini pun berarti pertumbuhan ekonomi tidaklah akan selalu berdampak terhadap penyerapan tenaga kerja.Â
Berdasarkan temuan dari penelitian ini kiranya kita dapat menyimpulkan bahwa faktor investasi dan pengeluaran pemerintah merupakan bagian dari faktor terpenting dalam mendukung laju pertumbuhan perekonomian daerah yang barangkali juga akan berdampak pada laju pertumbuhan perekonomian dalam negeri.
Secara sederhana, dapat kita pahami bahwa semakin tinggi laju investasi maka akan semakin tinggi pula ketersediaan modal kerja yang dapat digunakan oleh perusahaan, baik itu untuk kegiatan produksi maupun dana operasional mereka. Sehingga dampak selanjutnya adalah peluang mereka untuk menumbuhkan tingkat produksi maupun penjualan pun akan semakin terbuka.
Sementara itu, anggaran belanja pemerintah juga merupakan faktor yang berpeluang dalam menggerakkan sendi-sendi perekonomian dalam negeri. Sebab dengan semakin banyaknya belanja pemerintah yang dianggarkan untuk sektor produktif maka indikasi perputaran dana pada sektor riil pun akan semakin meningkat.
Selanjutnya, untuk faktor pendidikan sendiri jika kita melihat dari hasil penelitian tersebut merupakan faktor yang berpotensi dalam menumbuhkan perekonomian, yakni berkait dengan perananannya dalam menyiapkan angkatan kerja.Â
Akan tetapi, sayangnya peran mereka dalam menyiapkan tenaga kerja yang terdidik dan terlatih ini masih sebatas pada jenis maupun tingkat pendidikan tertentu. Sehingga keadaan inilah yang kemungkinan akan menyisakan permasalahan tersendiri berkait dengan kesiapan anak didik mereka dapat terserap dalam dunia kerja.
Dalam hal ini barangkali kita bisa mengambil contoh dari beberapa lembaga pendidikan yang telah membekali para peserta didik mereka dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan untuk kebutuhan pangsa pasar tenaga kerja, yakni melalui pendidikan vokasi, pendidikan tinggi hingga pelatihan kerja.Â
Sehingga, besar kemungkinan dengan memiliki standard kemampuan yang dibutuhkan oleh pangsa pasar tersebut maka akan semakin memudahkan lulusan mereka dapat terserap dalam dunia kerja.
Akan tetapi, di luar dari upaya itu siapa saja sebenarnya masih berpeluang untuk memperoleh pekerjaan berbekal kemampuan yang mereka miliki, terlepas dari tinggi rendahnya latar belakang pendidikan yang mereka sandang.Â
Sehingga bagi siapa saja yang merasa dirinya belum beruntung karena memperoleh fasilitas pendidikan yang mendukung untuk memperoleh pekerjaan tersebut, maka mereka pun sebenarnya tidak perlu berkecil hati. Sebab, mereka sebenarnya masih berpeluang untuk tetap mendayakan diri mereka dengan cara terus belajar dan mengasah keterampilan diri dari lingkungan sekitar maupun belajar dari fasilitas-fasilitas pendidikan gratis yang bertebaran di dunia digital.Â