Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Tanpa Jual Tanah pun, Warga Desa Itu Sebenarnya Sudah Kaya

20 Februari 2021   14:42 Diperbarui: 21 Februari 2021   03:51 2558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tain (38) sosok warga inspiratif yang tidak ikut arus berbelanja barang mewah meski telah menjadi miliarder (Surya/M Darsono) 

Selain itu, sepatutnya mereka juga tahu bahwa sebenarnya aset yang mereka miliki saat ini sejatinya merupakan harta yang dapat diwariskan hingga ke anak cucu nanti. Bukankah meninggalkan mereka dalam keadaan yang berkecukupan itu lebih baik daripada harus meninggalkan mereka dalam keadaan yang serba kekurangan.

Dan untunglah, aksi beli mobil beramai-ramai ini tak serta merta dilakukan oleh seluruh warga Desa Sumurgeneng itu. Dilansir dari warta Kompas (19/2/2021), sebut saja mas Tain (38), warga yang satu itu rupanya lebih memilih mengalokasikan asetnya untuk membeli tanah, membangun rumah, merintis usaha dan sisanya lagi sebagai tabungan.

Tain (38) sosok warga inspiratif yang tidak ikut arus berbelanja barang mewah meski telah menjadi miliarder (Surya/M Darsono) 
Tain (38) sosok warga inspiratif yang tidak ikut arus berbelanja barang mewah meski telah menjadi miliarder (Surya/M Darsono) 

Saya kira mas Tain inilah diantara potret warga yang cermat dalam mengalokasikan asetnya untuk memulihkan dan memperbaiki perekonomian keluarga, setelah hunian dan usahanya harus berpindah akibat proyek kilang minyak Pertamina.

Dan sebagai penutup, sekali lagi, tulisan ini hanyalah pandangan dan saran dari penulis belaka, yang boleh diterima atau diabaikan begitu saja oleh siapa saja yang membacanya.

Akan tetapi, alangkah lebih bijak jika kita dapat berpikir secara cermat dan berpandangan jauh ke depan agar tidak terseret pada pola konsumsi yang sifatnya ikut-ikutan. Kecuali, jika Anda adalah seorang anak sultan yang senantiasa terjamin hidupnya. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun