Dengan demikian, seluruh kegiatan usaha akan dilakukan sendiri atau bersama keluarga sepenuhnya. Hal ini mungkin terdengar konservatif, tradisional dan bahkan radikal. Namun demi menyeimbangkan antara penghasilan dan biaya usaha, kiranya cara ini patut untuk dipertimbangkan.Â
Kedua, Mengurangi jam kerja pegawai
Upaya ini dapat dilakukan dengan cara membentuk shift atau pergantian jadwal kerja pada pegawai, yang mana pada jadwal sebelumnya masih diberlakukan sistem kerja secara penuh waktu.Â
Cara ini biasa digunakan oleh perusahaan yang memiliki banyak pegawai yang sedang mengalami resesi maupun krisis, sementara upaya untuk memberhentikan karyawan secara sekaligus akan rentan menyebabkan konflik sosial.Â
Harapan yang akan diperoleh dengan memberlakukan shift kerja ini adalah akan dapat menyeimbangkan antara beban gaji, beban kerja pegawai serta produktivitas perusahaan.Â
Ketiga, Merumahkan pegawaiÂ
Kondisi ini biasa diterapkan untuk industri padat karya yang sifatnya musiman. Misalnya saja pada industri rumahan yang bergerak di sentra jajanan lebaran.Â
Saat menjelang lebaran, perusahaan akan merekrut sejumlah pegawai untuk membantu memproduksi jajanan. Sementara di luar musim itu para pegawai tak memiliki ikatan kerja apapun dengan perusahaan. Karena di waktu itu memang permintaan konsumen terhadap jajanan sudah jauh mengalami penurunan.Â
Jika ikatan ini disadari sepenuhnya oleh pemilik usaha dan pegawai, saya kira hal ini takkan berpotensi menimbulkan konflik sosial. Sebab masing-masing sama-sama tahu bahwa kondisi permintaan barang saat itu sedang mengalami penurunan secara drastis yang imbasnya adalah pada pemilik perusahaan maupun tenaga kerja yang dimiliki.Â
Atau bisa juga cara ini digunakan sebagai langkah untuk menyiasati kondisi lesunya usaha yang belum diketahui kapan masa berakhirnya. Misalnya saja, ya, seperti musim pandemi sekarang ini. Banyak di antara karyawan yang terpaksa harus dirumahkan akibat perusahaan sedang sepi pesanan.Â
Lagi pula, tetap melangsungkan produksi dalam skala normal atau bersikukuh menargetkan penjualan standar di tengah lesunya permintaan ini sama halnya strategi penuh kenaifan yang akan mengantar perusahaan pada lembah kepailitan dan bahkan pada jurang kebangkrutan.Â