Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ayam Babon Berburu Laron

26 Desember 2020   08:02 Diperbarui: 7 Januari 2021   11:43 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di pagi hari yang cerah, saat sisa-sisa hujan semalam masih membasahi daun dan rerumputan, terlihat gerombolan laron yang berterbangan. Mereka terbang dengan riangnya, hingga tak menyadari, bahwa dari bawah mereka telah diintai oleh sekawanan ayam yang hendak menjadikan mereka sebagai kudapan.

Diantara kelompok ayam itu, tak ketinggalan pula Si Babon yang tampak begitu bersemangat untuk memanfaatkan momen pesta makanan yang sangat langka ini. Ia tampak sesekali melompat sembari mencucuk seekor laron yang terbang. Entah, berapa ekor laron yang telah ia telan, hingga telih (Jawa: perut) mungilnya itu tampak kian padat berisi.

Si Joper, ayam jago yang dari tadi mengamati tingkah Si Babon semakin penasaran dengan aksinya yang tampak sangat asyik saat berburu mangsa di tegal. Seumur hidup tak pernah sekalipun ia berlaku seperti apa yang telah diperagakan oleh Si Babon itu. Maklum, sedari piyik (kecil) ia adalah anak kandangan.

"Bon, kamu sedang makan apa?" tanya Si Joper mengusir rasa penasaran.

"Laron." jawab Si Babon setelah menelan laron yang baru saja ditutulnya.

"Enak?"

"Jelas dong. Mau?"

"Ogah, ah. Tak pernah sekalipun aku makan kaya gitu. Bisa-bisa kena alergi seluruh badanku nanti." jawab Joper menyembunyikan rasa gengsinya.

"Ya, sudah. Lagian aku juga sudah kenyang dan letih berburu makanan. Lumayanlah untuk ganjal perutku hingga siang nanti. Perut kenyang badan pun sudah puas bergoyang. Sekarang aku tinggal rebahan." tanggap Si Babon.

"Sering-seringlah kamu meregangkan badan di ruangmu yang sempit itu, biar otot-ototmu tetap tertata. Awas lo, nanti kena saraf kejepit." Si Babon tiba-tiba menasihati Joper.

"Bener, kamu Bon. Temanku kemarin juga ada yang terserang penyakit telo gara-gara ia malas gerak. Padahal, sebelumnya sudah kubilangi ia, 'meski dalam kandang tetap harus olahraga secukupnya'. Eh, dianya bandel, jadi deh kena telo."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun