Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Bab XIV: Keteguhan Hati Nabi Ya'qub AS

16 Desember 2020   13:54 Diperbarui: 16 Desember 2020   14:11 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama, mengenai pentingnya sikap sabar dalam menghadapi setiap cobaan yang diberikan oleh Allah pada diri kita.

Nabi Ya'qub yang diuji oleh Allah dengan kenakalan anak-anaknya, senantiasa berusaha untuk bersikap sabar dalam menghadapi mereka. Begitu kuatnya kesabaran yang dimiliki oleh Nabi Ya'qub dalam menghadapi ujian tersebut, sehingga meskipun ia tampak begitu menderita, hatinya senantiasa diliputi keteduhan, keteguhan dan ketenangan dalam menjalaninya.

Dengan mengambil ibrah dari kesabaran yang dimiliki Nabi Ya'qub ini, kiranya akan mampu menambah ketenangan dalam hati kita pada saat menerima dan menjalani ujian dari Allah SWT. Ketenangan itu akan kita peroleh manakala kita yakin dan menyadari bahwa sesungguhnya Allah senantiasa membersamai siapa saja yang bersabar dalam menjalani ujian-ujian-Nya.

Kedua, pentingnya sikap untuk senantiasa menabur harapan dengan memohon kepada Allah atas setiap hal yang diujikan pada diri kita.

Melalui kisah Nabi Ya'qub tadi, kiranya kita menjadi lebih paham, bahwa tidak ada jalan lain yang lebih baik dalam menghadapi ujian yang teramat berat yang Allah ujikan itu, kecuali dengan mengembalikan ujian itu kepada Dzat yang telah memberinya.

Mengembalikan ujian bukan berarti menolaknya. Akan tetapi, hal ini lebih bermakna pada meminta petunjuk dan pertolongan kepada Allah SWT, sehingga kita akan diberi kemampuan untuk bersikap yang terbaik saat menjalani ujian tersebut, sesuai apa yang dikehendaki-Nya. Dengan demikian, Allah akan meridhai kita dan kita pun akan sanggup meridhai apa saja yang telah menjadi ketetapan dari-Nya.

Hal itulah yang akan terjadi manakala kita tidak berputus asa dari rahmat Allah, sehingga harapan-harapan akan selalu kita munajatkan kepada-Nya untuk menyertai langkah kita dalam menapaki berbagai ujian itu.

Penulis kira, demikianlah hikmah yang dapat kita ambil dari perjalanan kisah Nabi Ya'qub, yang merupakan bapak dari Nabi Yusuf, pada kesempatan kali ini. Bagaimanakah kelanjutan kisah dari keluarga Nabi Yusuf setelah menerima cobaan yang bertubi-tubi itu? Insyaallah, akan penulis ceritakan pada tulisan berikutnya. (*)

Referensi: QS Yusuf 82-87

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun