Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Begini Kiat Mengolah Makanan agar Tidak Sampai Mubazir

7 Desember 2020   09:32 Diperbarui: 7 Desember 2020   17:38 990
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selanjutnya, untuk kemungkinan yang kedua dari upaya memberi sisa makanan yang saya maksud tadi adalah, ya, dengan memberikan sisa-sisa makanan yang tidak mungkin akan kita makan. Misalnya sisa-sisa sayuran yang tidak ikut kita masak, atau sisa makanan yang tidak mungkin untuk kita makan, kita berikan saja itu semua pada makhluk yang lain, yakni hewan yang ada di sekeliling kita.

Gambaran sederhananya, untuk mempraktikkan cara ini, saya telah memiliki piaraan seekor kelinci di rumah. Kelinci itulah yang biasanya akan memakan sisa wortel, sawi, atau bayam yang tidak ikut dimasak.

Namun, selain itu, tentu saja saya juga menyediakan makanan pendamping lain, yakni mentimun untuk mencukupi kebutuhan minumnya agar ia tidak sampai dehidrasi. Saya memilih menggunakan mentimun sebab selain harganya cukup terjangkau, sayuran ini juga memiliki kandungan air yang cukup melimpah di dalamnya.

Dokumen pribadi 
Dokumen pribadi 
Dan selain itu, akhir-akhir ini rumah saya juga selalu didatangi oleh seekor kucing jantan berwarna merah. Yang jelas, kucing berekor panjang itu bukanlah si siluman kucing, meski rupa keduanya sangatlah mirip.

Jika kucing itu sudah datang ke rumah dan mengeong meminta makanan, biasanya saya mencarikan sisa pindang atau kepala ikan lele goreng yang kemudian saya campur dengan nasi.

Dengan senang hati saya memberi kucing itu makanan, sebab tak mungkin juga saya akan melahap kepala ikan lele itu. Barangkali itulah jatah makanan untuk Si Miaw, daripada ia terbuang sia-sia di tempat sampah.

Keempat, Mengolah sisa makanan
Menurut tradisi di daerah saya, biasanya sisa-sisa nasi yang tak mungkin untuk dimakan, ia akan dijemur hingga kering untuk dijadikan karak. Karak inilah jika jumlahnya sudah terkumpul cukup banyak, ia dapat dijual di pasar. Lumayanlah, kita masih bisa mendapatkan uang dari sisa-sisa nasi yang mungkin akan basi, berjamur dan tak bernilai, jika tidak diolah dan dibiarkan begitu saja.

Selain itu, kadang-kadang jika mood keluarga kami sedang on fire, biasanya kami juga mengolah sisa nasi itu menjadi kerupuk beras. Syukurlah, dari sisa nasi ternyata bisa menjadi camilan yang sehat dan bergizi untuk menemani momen bercengkerama bersama keluarga.

Demikianlah kiranya yang dapat saya ceritakan mengenai cara yang biasa kami praktikkan untuk mengolah makanan agar ia tidak sampai terbuang percuma. Barangkali pembaca juga memiliki pengalaman lain untuk mengolah dan mengonsumsi makanan ini agar tidak sampai mubazir, silakan diceritakan di sini! (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun