Khususnya, manakala yang kita hadapi itu adalah tipe orang yang suka ngotot dan tidak mau kalah dalam setiap perbincangan. Cukup kita dengarkan saja ucapannya yang terus mengalir itu sambil berusaha menghindari topik percakapan yang sia-sia dengannya.Â
Barulah, jika ia telah mulai merasa letih berbicara atau kehabisan bahan pembicaraan, dan sepertinya ada isyarat bagi kita untuk berbagi cerita dengannya, maka itulah kesempatan bagi kita untuk ganti berbicara dengannya.Â
Mengharap sebuah kata bijak akan keluar dari mulutnya
Menurut saya, kita tidak perlu mengisolasi diri dari pergaulan dengan orang-orang yang "berbicara kosong" tadi. Sebab di balik kekosongan ungkapan mereka itu pasti ada setitik hikmah yang dapat kita petik untuk memperbaiki keadaan diri kita. Diantara hikmah itu misalnya barangkali dari perkataannya itu ada sepercik kebenaran yang akan ia ungkap dan lain sebagainya.Â
Selain itu, kita juga bisa menggunakan prasangka baik kita saat bersamanya. Umpamanya, jangan-jangan ia mengungkapkan hal yang tampaknya tidak benar itu dengan tujuan untuk berlatih memperbaiki diri sambil berusaha mengakrabkan diri dengan kita.
Jika memang demikian adanya, meski cara yang ia tempuh itu mungkin saja sangat bertolakbelakang dengan cara pandang kita, maka hal itu tidak boleh disepelekan begitu saja.Â
Hal inilah yang mungkin akan dapat kita harapkan dari orang yang kita anggap berbicara kosong ini. Yakni sebuah harapan akan adanya kesempatan bagi mereka dan diri kita untuk memperbaiki kualitas diri dari waktu ke waktu.Â
Berusaha menularkan kebijakan dan pengetahuan atas dirinya
Cara terbaik untuk mengisi gelas adalah pada saat posisinya tengadah dalam keadaan yang kosong.Â
Kondisi itulah yang dapat kita kiaskan pada saat berbincang dengan orang yang kurang berpengetahuan tadi. Yakni kita akan lebih mudah dalam menyampaikan pesan kepada mereka manakala mereka telah kehabisan bahan dan tenaga untuk berbicara.Â
Tidak perlu kita berbantah-bantahan atau beradu argumentasi dengan mereka yang risikonya adalah akan memantik api permusuhan. Sebab dengan cara yang halus dan anggun ini pun kemungkinan tidak akan kalah efektifnya.Â