Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menebak Makna di Balik Simbol Tingkatan Penulis Kompasiana

11 September 2020   04:45 Diperbarui: 11 September 2020   22:53 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Kompasiana

Baik. Kembali lagi ke bahasan makna ikon 'bocah jambul' ini. 

Penulis yang sudah sampai pada tahap taruna ini, tentu sudah dapat dikatakan lebih produktif dibandingkan dua penulis di bawahnya, apalagi jika dibandingkan dengan mereka yang tidak menulis sama sekali. 

Sehingga, dengan adanya keunggulan ini, bisa jadi akan lekas memunculkan sifat buruk pada diri penulis kelas itu. Yakni sifat pamer, sok keren, dan jemawa (sombong), ketika berhadapan dengan penulis yang tingkatannya berada di bawahnya. 

Jika memang demikian adanya, maka saya pun memiliki dugaan, jangan-jangan ikon ini memang sengaja dibuat oleh pengembangnya sebagai pengingat bagi para penulis agar tidak terjerumus pada sifat-sifat buruk itu. 

Penjelajah 

Penulis kelas ini digambarkan dengan seorang yang berkacamata sambil meneriakkan kata "U", yang mungkin saja maksudnya adalah ingin mengungkapkan kata 'buku'. 

Perubahan mencolok yang terdapat pada ciri fisik ikon penulis kelas penjelajah ini adalah pada atribut kacamata, yang sebelumnya tidak pernah ia pakai. 

Gambar ini seakan ingin mengungkapkan bahwa kondisi penulis yang berada di tingkatan ini adalah untuk seseorang yang sudah mulai luas bacaannya, sehingga ia acapkali meneriakkan kata 'buku', yang mungkin saja maksudnya adalah referensi. 

Referensi itu bisa berasal dari mana saja. Baik itu dari buku bacaan, laman-laman terpercaya, jurnal, maupun kondisi yang di sekelilingnya. Sehingga mau tidak mau jika berhadapan dengan penulis kelas ini, kita harus siap dalam menyajikan referensi yang valid, terpercaya, serta tidak asal dalam mengembangkan wacana. 

Sebab manakala kita asal-asalan dalam berpendapat dan mereka mereka pun ragu dengan pernyataan kita itu, bisa saja mereka akan menagih pada kita untuk menunjukkan referensinya. 

Maniak 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun