Jika saya melihat kondisi fisik dan pakaiannya memang tampak lusuh. Tapi, jika saya mengamati sikapnya, seakan ia memercikkan kebeningan hati yang luar biasa.
Perilaku bapak tukang tambal ban itu tentu begitu kontras dengan mereka yang tampak suci-bersih pakaian dan fisiknya. Namun, jika kita menilik sikap dan perilaku mereka lebih lanjut, akan terungkaplah golongan itu sangat penuh dengan kotoran kesalahan.Â
Keadaan bapak yang tampak begitu yakin dengan apa yang akan diberikan oleh Tuhan untuknya itu menjadikannya sangat mantap dalam mengais jatah rezekinya. Kondisinya sangat jauh berbeda dengan mereka yang mengemis-ngemis pangkat dan materi dengan mengungkit-ungkit jasa yang tak terasa manfaatnya.Â
Saya menjadi heran, kenapa mereka yang memiliki modal kesehatan dan fisik yang prima itu bisa begitu khawatirnya dengan persoalan jatah rezeki, sehingga mereka pun begitu liar dalam mengaisnya. Tipu sana tipu sini. Suap sana suap sini, dan seterusnya.Â
Saya benar-benar tidak paham, kenapa mereka yang kondisinya sehat ini justru mau-maunya mencari materi, kebanggaan dan kebahagiaan dengan cara yang bertentangan dengan etika dan moral? Kenapa mereka sampai hati melakukan itu semua meski harus berlawanan dengan kehendak nuraninya? Ah, biarlah mereka sendiri yang akan menjawabnya.Â
Betapa Maha Mulianya Tuhan yang telah mengajari saya tentang sikap hidup yang luar biasa dari bapak ini. Ia telah menginspirasi saya supaya tidak terlalu tergesa-gesa dan menggebu dalam mencari materi dan menjalani kehidupan.Â
Ada yang bilang, tergesa-gesa itu adalah bagian dari sifatnya setan, sedangkan ketenangan itu adalah cerminan dari sifatnya Tuhan.Â
Jiwa yang penuh ketenangan inilah yang telah saya dapat ketika dipertemukan dengan seorang bapak penambal ban ini.Â
Semoga sikap hidup yang luhur dari bapak ini dapat menjadi teladan bagi siapa saja. Dan semoga anugerah kesehatan dan kesabaran senantiasa terlimpahkan padanya saat menjalani peran sebagai tukang tambal ban.
Dan sebagai penutup dari tulisan ini, saya ingin mengucapkan duka yang sedalam-dalamnya atas wafatnya Bapak Jakob Oetama. Semoga jejak perjuangan yang telah beliau teladankan pada kita dalam dunia literasi ini akan membawa inspirasi kebaikan untuk negeri ini. [mam]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H