Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pelajaran Kehidupan dari Tukang Tambal Ban

10 September 2020   09:25 Diperbarui: 10 September 2020   09:29 947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah rampung dengan persiapannya, bapak itu membuka kembali bedak kios. Ia lekas memeriksa ban sepeda motor saya yang gembos akut di bagian belakangnya itu. Dan, ia pun melakukan hal itu dengan keadaan ngesot. 

Saya menatapi keadaan bapak yang sedang khusyuk dengan pekerjaannya itu. Saya memandang lekat-lekat air mukanya. Tampak begitu bening dan teduh, seakan tiada sedikit pun kegelisahan di dalamnya. 

Sambil mengerjakan perbaikan ban, bapak itu mengaku pada saya, sebenarnya hari itu ia tak berniat untuk membuka kiosnya, lantaran ia sedang merasa kurang enak badan. Namun, karena ada 'panggilan tugas', maka mau tidak mau ia pun harus memenuhinya. 

Mendengar penuturannya itu, saya pun memohon maaf pada bapak itu, sebab telah mengganggu masa istirahatnya. Namun, amatlah tidak disangka, bapak itu menjawab dengan jawaban yang sangat melegakan, "Tidak mengapa, sekarang saya sudah baikan."

Tentu saja, saya tidak tahu bagaimana persisnya kondisi dari bapak itu. Tapi, jika melihat ketangkasan tangannya saat mencopot bagian dalam ban sepeda saya, sepertinya ia dalam kondisi sehat. 

Sambil menunggu rampungnya pekerjaan bapak itu, saya pun memesan segelas kopi Kapal Api pada ibu yang berjasa memanggilkan bapak penambal ban tadi. 

Segelas kopi ini akan menemani saya menulis sebuah artikel. Dan, artikel yang sedang Anda baca inilah yang telah saya susun sambil menunggu rampungnya pekerjaan bapak tadi.

Ketika berada di tempat itu, saya seakan mendapat pelajaran hidup yang sangat dalam. Pelajaran itu adalah mengenai sikap ketelatenan dan optimisme seseorang dalam mengarungi kehidupan.

Bapak tukang tambal ban itu, meski kondisinya hanya mampu bersimpuh saja, tak terlihat kesan sedikit pun darinya sikap mengeluh dalam menjalani kehidupan. 

Sikap bapak ini mengingatkan saya pada sebuah firman Tuhan yang kurang lebih maksudnya adalah: "Dan tidaklah ada satu pun kehidupan di dunia ini, kecuali Allah lah yang menjamin rezekinya." 

Saya merasa seakan bapak itu telah paham benar dengan maksud dari ayat ini, sehingga terpancar aura ketenangan hidup dari dalam dirinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun