Selain itu, menurut Dul Kaher alasan untuk mensyukuri aktivitas menulisnya itu adalah sebab tidak semua orang mau dan mampu untuk menjalani peran sebagai seorang penulis. Alasannya adalah faktor materi yang seringkali dianggap kurang menjanjikan serta tidak adanya ketelatenan pada diri mereka untuk menyelami dunia kepenulisan ini. Â
Oleh karena Dul Kaher telah sadar bahwa ia masih diberi kesempatan untuk belajar melalui wahana yang langka ini, maka ia pun tidak henti-hentinya merayakan kebahagiaannya itu melalui karya-karya tulisan, terlepas banyak atau sedikitnya orang yang akan membaca tulisannya.Â
Seorang kawan pernah menyarankan Dul Kaher agar tulisannya diperbaiki demi meraih jumlah pembaca yang lebih banyak. Atas saran temannya itu Dul Kaher mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya sebab ia telah memberinya pengetahuan yang mungkin akan berguna bagi dirinya kelak.Â
Namun, sekali lagi dalam hatinya selalu terngiang bahwa tujuannya dalam menulis bukanlah untuk memperoleh itu semua. Akan tetapi tujuannya dalam menulis hanyalah untuk merayakan kenikmatan atas sebuah hobi yang belum tentu semua orang memilikinya ini.
Apakah ini berarti Dul Kaher anti kemapanan dan anti kemajuan?Â
Dalam benaknya Dul Kaher selalu mampu menjawab pertanyaan itu. Biarkan saja semua orang berpandangan demikian atas dirinya. Sebab masing-masing orang, khususnya pada masa kini, memang sangat bebas untuk mengumumkan pendapatnya.Â
Namun yang pasti, dari riuh rendahnya anggapan orang atas dirinya ini, Dul Kaher bukanlah seorang yang anti kemajuan. Sebab setiap saat ia selalu berusaha memperbaiki dirinya yang mungkin akan seiring dengan bertambah indahnya hasil karya yang telah ia bagikan.Â
Saran dari kawan-kawannya sesama penulis itu tentu akan ia terima dan ia terapkan jika ia telah mampu untuk memahami dan bisa menerapkannya.Â
Namun, sebelum ia sampai pada tahap itu, tiada hal lain yang dapat ia lakukan selain terus melatih diri dalam berkarya, agar hasil tulisannya kian membaik dari waktu ke waktu.Â
Dengan demikian, seberapa pun jumlah perolehan atas keterbacaan karyanya itu ia selalu dapat bersyukur, sebab ia merasa masih dapat mengaktualisasikan dirinya melalui sebuah tulisan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H