Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Calon Pemimpin yang Mendoakan Kemenangan Calon Lainnya

3 September 2020   04:45 Diperbarui: 3 September 2020   13:35 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di zaman ini kira-kira masih adakah pemimpin yang memiliki sikap macam ini? Jika memang masih ada, mungkin saja, penulisnya akan dituduh mengada-ada. Namun, terlepas dari adanya saling silang pendapat mengenai hal itu, setidaknya kita pernah melihat diantara mereka yang mendoakan pihak lainnya, sesaat sebelum berdebat, misalnya.

Sebelum memulai perdebatan, biasanya mereka mendoakan kesehatan dan keselamatan atas calon lainnya. Dan setidaknya dari sini kita sudah menemukan sebuah langkah awal yang mungkin saja akan membawa kebaikan untuk menuju langkah-langkah berikutnya. 

Apa yang mereka lakukan ini mengingatkan saya pada sebuah prinsip seorang imam besar, yakni Imam Al-Ghazali. 

Sebelum ia ber-mujadalah atau memulai perdebatan dengan lawannya, ia selalu menyempatkan diri untuk berdoa agar kebenaran akan keluar dari lisan lawan debatnya. Sehingga pada masa berikutnya, inti dari perdebatannya itu bukan sekadar mencari siapa yang benar namun untuk menelusuri apa yang benar. 

Baginya kekalahan dalam berdebat bukanlah sebuah kehinaan atau masalah serius yang berpotensi mengganggu derajat, harga diri, maupun aksesnya terhadap kehidupan setelah terjadinya hasil perdebatan itu. 

Namun, hasil dari perdebatan itulah, terlepas dari mulut siapa yang mengucapkannya, yang dianggap lebih esensial sebab diharapkan akan mengantarkan kemaslahatan bagi lebih banyak pihak. 

Berkaca dari pengalaman Al-Ghazali ini, maka kita pun kiranya dapat membawanya pada saat pencalonan seorang pemimpin nanti. Pada saat perdebatan dan pencalonannya nanti, inti dari setiap debat yang mereka lakukan bukanlah untuk merendahkan atau menampakkan kebodohan dari pihak lain, namun sebaliknya, yakni untuk mematangkan visi misi yang diusung kompetitornya. 

Dengan demikian, jika yang biasa kita lihat pada umumnya adalah perdebatan yang mengunggulkan diri sendiri yang sepaket dengan ajang untuk saling merendahkan pihak lain, maka kali ini akan dikemas dengan sudut pandang terbalik, yakni sekiranya inti dari perdebatan itu adalah untuk mematangkan sebuah konsep yang akan mendatangkan kebaikan bagi banyak pihak, misalnya, dengan mulai mengakui keunggulan pihak lain yang diiringi dengan deklarasi atas identitasnya sendiri sebagai manusia biasa. 

Apalagi, kini seiring berkembangnya teknologi informasi telah menjadikan rakyat kian melek politik. Seberapa pun baiknya media memoles dan mencitrakan diri dari pihak tertentu, tentu kinerja sebelumnya adalah bukti sahih yang sulit untuk dipungkiri bagi mereka yang menilainya. 

Dan sepatutnya masing-masing pihak itu menyadari bahwa daripada terkesan mengada-ada kinerja melalui pencitraan diri, lebih baik ia menyampaikan apa yang telah ada. Misalnya, menyampaikan keunggulan dari pihak lain yang telah diketahui oleh masyarakat secara umum. 

Dengan demikian, tidak perlu lagi adanya tim sukses apalagi kawanan pengusaha yang membeking di belakangnya, sebab pihak yang dicitrakan pun menganggap dirinya bukanlah sosok spesial yang bertabur kesuksesan. Toh, sehebat apapun kesuksesan yang telah mereka raih, masih harus dibuktikan lagi dengan pengabdiannya mengemban amanah di negeri ini beberapa waktu kemudian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun