Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Pendekar dan Jalan Sunyi Pilihannya

29 Agustus 2020   04:45 Diperbarui: 29 Agustus 2020   04:47 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam perjalanannya menuju kerajaan, Pengeran Jeong dan prajurit So-ha mengalami situasi yang tidak mudah, sebab dikuntit oleh pasukan khusus yang hendak menghabisi nyawa mereka. Mau tidak mau mereka pun harus berhadapan dan berperang dengan seluruh pasukan bayaran itu agar sampai ke lokasi kerajaan. 

Dalam pertarungan itu, Pendekar So-ha berusaha mati-matian demi melindungi nyawa sang pangeran yang belum mampu me-move on-kan kekuatannya yang telah lama terpendam itu.

Hal ini biasa terjadi pada seorang pendekar, sebab setelah sekian tahun ia tak pernah berlatih kanuragan dan berhadapan dengan para pendekar hebat, bisa saja otot-otot sang pendekar itu menjadi kaku dan diperparah dengan macam variasi jurus yang sudah mulai terlupa. Dan, barangkali inilah yang menyebabkan chi (tanaga dalam) dari sang pangeran itu pun sebagian masih terkunci. 

Setelah Pendekar Jeong melakukan 'pemanasan' dengan menghadapi satu-dua pasukan dan menaklukkan beberapa pendekar kelas medioker dengan tertatih-tatih, barulah aliran chi-nya berangsur memulih seiring melemasnya otot-otot yang tak pernah ia latih. Itulah momen terbukanya tabir kekuatan tersembunyi dari sang pangeran untuk bekal menghadapi seluruh penjahat kerajaan.

Seiring berangsur pulihnya kekuatan sejati sang pangeran itu, musuh pun dapat ia kalahkan satu per satu, yang kemudian juga menyebabkan tewasnya sang pemimpin pasukan itu, Gun Hwa-pyung.

Usai peperangan itu, sang pangeran tampak terlihat lega hatinya sebab ia mampu menghabisi semua lawannya. Namun, kelegaan yang harus ia tebus dengan mahar yang teramat mahal, sebab kehilangan nyawa prajurit pilihannya, So-ha. Di bawah ratapannya, sang prajurit pilihan tulus hati itu telah menuntaskan misinya dengan kegemilangan. 

Usai pertempuran itu, Pendekar Jeong pun kembali menampakkan jati dirinya dan menerima takdirnya sebagai penerus tahta kerajaan agar situasi kerajaan menjadi lebih aman dari ancaman pasukan pemberontak. 

Dan dari sepenggal kisah film ini, kiranya kita dapat menyimpulkan bahwa sosok pendekar hebat adalah siapa saja yang mampu menutup jati diri yang sebenarnya, sehingga orang pun akan mengenalnya bukan karena eksistensi pencitraan dirinya maupun label namanya. Namun, karena pengabdian dan pengorbanannya atas manusia lainnya.

Selain itu, dari penggalan kisah film ini kita pun kiranya akan menyadari bahwa tidak selamanya seorang pendekar itu harus menutupi jati dirinya dengan terus bersembunyi dari riuh rendahnya kehidupan. Ada kalanya ia harus berani untuk menampakkan diri demi membela segala bentuk penindasan. 

Jadi, menyembunyikan diri, dalam konteks kehidupan yang lebih luas, tak lagi dipandang sebagai upaya untuk menyembunyikan rupa di balik topeng penyamar identitas, seperti yang dilakukan oleh hero konvensional itu. Namun, ia pun dapat diwujudkan dengan tidak mengumbar jasa pengorbanan ke khalayak demi mengharap popularitas dan mencium bau amis kekuasaan. 

Dan sebenarnya kita tidak usah jauh-jauh memetik kisah hikmah dari pendekar di negeri orang, sebab khazanah pendekar di negeri kita pun tak kalah luhur dengan ajaran filosofis mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun