Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Memetik Hikmah Peringatan Tahun Baru Hijriah

23 Agustus 2020   19:45 Diperbarui: 27 Agustus 2020   10:36 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini, kita masih berada pada momentum pergantian tahun baru Islam, atau yang biasa disebut dengan peringatan tahun baru hijriah. Peringatan tahun baru ini dilatarbelakangi oleh peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Kota Makkah Al-Mukarramah menuju Kota Madinah, pada masa-masa awal beliau menyebarkan ajaran agama Islam.

Ada banyak hikmah yang dapat kita petik dari peristiwa hijrah Nabi ini, sebagai tapak tilas atas jejak perjuangan beliau dan para Nabi sebelumnya. Barangkali, dengan merenunginya akan membantu membuka kesadaran diri kita dalam memaknai hakikat kehidupan. Berikut ini diantara hikmah yang dapat kita renungkan dari peringatan tahun baru hijriah ini.

Pertama, Rasa syukur atas nikmat waktu yang diberikan Tuhan

Diantara bentuk kenikmatan tak ternilai yang telah dianugerahkan Tuhan pada hamba-Nya adalah waktu. Dengan membekali para makhluk-Nya waktu, berarti masih ada kesempatan bagi siapa saja untuk mencicipi lezatnya kehidupan sekaligus menjalani masa untuk menggali kesadaran diri mengenai apa yang seharusnya mereka lakukan di alam dunia ini.

Nikmat waktu yang sangat berharga yang Gusti Allah titipkan pada kita selaku hamba-Nya ini tentu tidak akan dapat kita rasakan manisnya manakala kita tak sadar akan manfaat dan kemaslahatan yang terkandung di dalamnya. Sehingga tidak jarang, lantaran tak mampu memahaminya, kita pun menganggurkan diri, membuang-buang waktu kita, seakan ia tak pernah habis dari kehidupan kita.

Dan barulah kita menyadari betapa berharganya waktu itu manakala telah kehilangan kesempatan dan kenangan-kenangan indah yang pernah terjadi sebelumnya. Misalnya, momen ketika berkumpul dengan para sahabat, nikmatnya saat-saat bersama dengan anggota keluarga yang lengkap, mendapati kesuksesan dalam usaha, dan lain sebagainya. Seringkali, tanpa kita sadari momen-momen indah itu meredup dan hilang begitu saja, berganti dengan siklus kehidupan lainnya.

Bagi hamba yang beriman, kesadaran akan waktu merupakan kesempatan emas baginya untuk mengabdikan diri dalam melaksanakan perintah-perintah Tuhan. Betapa bahagia hatinya manakala ia dapat mengisi waktu-waktunya untuk berbuat apa saja yang bersesuaian dengan perintah-Nya.

Pun sebaliknya. Betapa merana kehidupannya jika ia membuang waktunya dengan kekosongan aktivitas sehingga terasa seakan menyia-nyiakan begitu saja nikmat Tuhan yang belum tentu semua orang memilikinya ini.

Hamba yang menyadari kenikmatan atas waktu akan cenderung mudah bersyukur pada pemberinya sehingga tidak akan mengabaikan begitu saja keberadaannya, yang menjadikan Sang Pemberinya murka dengan mencabut nikmat keberkahan waktu itu darinya.

Kedua, Napak tilas sejarah perjuangan para utusan di masa lalu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun