“Tidaklah! Mana aku tahu ada orang lain di sini.”
“Benar?”
“Iya, benar.”
Aku beranjak dari dalam air. Lalu, duduk di pinggir danau. Celana yang tadi basah-basah dengan keringat sekarang basah keseluruhannya. Dari kepalaku, air mengucur ke wajahku dan ke bahuku. Tapi, makin lama semakin kecil.
“Kamu tinggal di sini?” tanyanya. Gadis itu mulai tidak khawatir denganku.
“Iya. Kamu siapa?” Aku balik bertanya.
“Pelangi. Namaku Pelangi.” Gadis itu tersenyum. Manis, dan manis sekali.
Tapi, aku terperanjat mendengar nama itu.
Padahal, aku sangat suka pelangi!
[bersambung....]
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!