Mohon tunggu...
Kang Insan
Kang Insan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

God created men in order to tell stories

Selanjutnya

Tutup

Puisi

puisi dan kematian

8 Maret 2014   19:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:08 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Baik," jawabku.

"Kemarau masih panjang.

Masih berairkah sumurmu?"

"Apa maksudmu?" tanyaku.

"Tidak apa-apa, ku pikir engkau sudah bosan dengan lukisan abstrak itu."

"Maaf, ini bukan lukisan," kataku, "Tapi, sebuah puisi."

"Tanpa kata-kata?"

"Ah, engkau tidak akan mengerti, engkau bukan penyair."

lalu, aku robek-robek kertas itu

menjadi serpihan-serpihan angin, lalu aku taburkan

hingga beterbangan dihembus angin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun