Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Hari Ketika Aku di Makamkan (Bagian 3)

14 Desember 2022   06:50 Diperbarui: 14 Desember 2022   06:56 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langit rubuh, bintang jatuh

Bagiku, rasaku

Tetiba gelisah mendera, keringat dingin mengucur membasahi samudera.

Rasaku, pikirku.

Mulut terkunci tak mampu menyapa, otak berputar mengelilingi alam dunia.

Layar dibentangkan, rekaman kejadian diperlihatkan. Jutaan adegan memenuhi penyesalan.

Hendak menggapai  tangan lunglai

Hendak menghindar, kaki lumpuh sulit digerakan.

Hanya ratapan sekitar, tangis kesedihan oleh mereka yang mengaku kehilangan.

Kemudian gelap, pekat, perlahan seperti berenang di arus deras kelam namun melambat.

Tak ada waktu kembali, tak sempat mengucapkan terimakasih.

Pergi.

#####

Baganbatu, desember 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun