Berdiri tegak
Terdiam
Menatap samudera luas penuh kenangan, menjadikan debur ombak sebagai rambu kerinduan. Padamu yang tak jua datang, padamu seumpama bayangan anjungan kapal, Tempat segala kerisauan ini berpulang.
Menatap tajam, memberi ingat tentang perjanjian seumpama batu karang, membiarkan ikan kakap berenang dangkal menjemput keremangan petang.
Menghadapkan wajah kepada wajah bianglala, membaca guratan senja di serambi cakrawala
Berharap menemukan jawab atas segala tanya
Penantian panjang sejak zaman viking mengitari samudera
Begitu takjubnya semesta
Menyaksikan kesatria utama mengucap dan menjaga sumpah
Demi apapun yang tak mampu membuat hati goyah, tetap berdiri menantang lamunan hingga menyangka sebentar lagi akhir dunia
Sungguh ini bukan pengorbanan tanpa kepedihan
Tapi menjaga sumpah adalah nyawa kedua
Langit, angin, laut, bentangan awan putih dan biru menaungi
Menyiapkan sesaji bagi ritual menanti kekasih
Hingga detik ini
#####
Baganbatu, oktober 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H