Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Mercusuar

7 Oktober 2022   19:14 Diperbarui: 7 Oktober 2022   19:21 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berdiri tegak

Terdiam

Menatap samudera luas penuh kenangan, menjadikan debur ombak sebagai rambu kerinduan. Padamu yang tak jua datang, padamu seumpama bayangan anjungan kapal, Tempat segala kerisauan ini berpulang.

Menatap tajam, memberi ingat tentang perjanjian seumpama batu karang, membiarkan ikan kakap berenang dangkal menjemput keremangan petang.

Menghadapkan wajah kepada wajah bianglala, membaca guratan senja di serambi cakrawala

Berharap menemukan jawab atas segala tanya

Penantian panjang sejak zaman viking mengitari samudera

Begitu takjubnya semesta

Menyaksikan kesatria utama mengucap dan menjaga sumpah

Demi apapun yang tak mampu membuat hati goyah, tetap berdiri menantang lamunan hingga menyangka sebentar lagi akhir dunia

Sungguh ini bukan pengorbanan tanpa kepedihan

Tapi menjaga sumpah adalah nyawa kedua

Langit, angin, laut, bentangan awan putih dan biru menaungi

Menyiapkan sesaji bagi ritual menanti kekasih

Hingga detik ini

#####

Baganbatu, oktober 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun