Ketika waktuku masih panjang, ku anggap ia hanya bagian tak penting dari keadaan. Siang atau malam, ketika ia pergi kemudian meradang, tak sedetikpun perhatianku teralih untuk sekedar menyapa atau menanyakan apa kabar.
Waktu hanya permainan
Waktu seperti hiasan usang riang kehidupan
Ketika waktuku tinggal sedikit, ku sadari kini bahwa waktu telah begitu baik. Mendekapku ketika airmata jatuh karena hianat jiwa, tak pergi meskipun caci-maki terlontar keji dari mulut ini.
Waktu mendatangiku dengan nasihat layaknya sahabat
Waktu memberi ingat bahwa kepastian akhir nyata adanya
Aku menangis meratapi kedunguan diri
Aku menyesali telah mencampakan waktu seperti sampah basi tak memiliki arti
ketika waktu benar-benar meninggalkan diri, memutuskan angan dengan keinginan, merenggut mimpi bersama kenyataan
Aku sendiri di ruang hampa
Aku mencari teman sejati tempat dulu mengucap janji sehidup semati