Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bayi dalam Kardus

30 Agustus 2019   05:48 Diperbarui: 30 Agustus 2019   06:12 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi :Sukabumiupdate.com

"Kang,jangan bengong kang,cepat panggil bidan atau apa untuk memeriksa kondisinya,"

Suara istriku yang bergetar karena menahan tangis dan keharuan melihat bayi itu masih bernapas,bagai perintah sang dewi kayangan yang harus segera ku laksanakan

Tergopoh-gopoh aku berlari kerumah bidan Nika yang jaraknya hanya beberapa rumah dari rumahku

Sudah banyak orang berkerumun di sekitar rumahku,suara bernada kasihan bercampur aduk dengan ucapan hujatan untuk siapa saja manusia terkutuk yang tega membuang bayi yang tak berdosa ,seakan ini bukan lagi perilaku manusia.tapi syetanpun rasanya belum pernah terdengar membuang anak bayinya.

Istriku sudah berbulat tekat untuk mengapdosinya sebagai anak.biarpun anak kami sudah tujuh,tapi memelihara satu dua anak lagipun kami tak keberatan

"Tidak ada anak haram,tidak ada anak yang lahir membawa dosa.perilaku orang tuanyalah yang tak bermoral bahkan biadab yang tega mengorbankan nyawa suci seorang bayi sebagai tumbal kebejatanya"

Selesai

#berdasarkan pengalaman pribadi menolong bayi di dalam kardus yang di buang oleh orang tuanya.anak tersebut akhirnya di adopsi oleh seseorang yang kebetulan tidak mempunyai anak setelah puluhan tahun berumah tangga.

Dan kini anak tersebut duduk di kelas 1 SD.tampan,pintar,baik budi dan menyenangkan hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun