Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bayi dalam Kardus

30 Agustus 2019   05:48 Diperbarui: 30 Agustus 2019   06:12 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi : Acehsatu.com

"Waalaikumsalam," sambil bergerak membuka pintu,ku jawab salam dari tamu di hampir tengah malam ini

Ternyata tetanggaku yang seorang ustadz datang dengan wajah tegang bercampur panik.wajah yang biasanya tetap tenang dalam setiap situasi,kini teronggok kaku di depan pintu

"Gawat kang,ada bayi baru di lahirkan di buang oleh orang tak di kenal.di letakan di semak-semak di belakang rumah"

Bukan karena tetanggaku ini berbicara tanpa titik dan koma,bukan pula karena kedatanganya yang di tengah malam yang membuatku seperti tersengat arus listrik ribuan KW.

"bayi?"

"Benar kang,ayuk kita lihat kebelakang rumah!"

Istriku yang mendengar ada bayi di buang langsung pasang aksi.bahkan berlari mendahului aku yang lagi sibuk mencari-cari lampu senter

Dalam gelapnya malam,di iringi rintihan angin yang bercuitan sedih di pelepah daun pisang,di dalam sebuah kardus bekas tempat jajanan yang kumal,terdengar tangis lirih bayi yang malang sedang kedinginan

Bayi merah yang masih suci tanpa dosa,harus menanggung aib dan derita di awal kehadiranya di dunia.mungkin semut-semut merah yang mulai mengerubungi tubuh mungil yang tali ari-arinyapun masih menempel di badan tak tega sekedar menjamah tubuh rapuh tanpa daya

Ilustrasi :Sukabumiupdate.com
Ilustrasi :Sukabumiupdate.com
Dengan bercucuran air mata,istriku segera mengangkat tubuh bayi mungil itu dari dalam kardus jahanam.di selimutkan kain panjang yang kebetulan di pakai untuk selimut tidur yang tak sengaja terbawa .

Tubuh kecil itu secara reflek menggeliat tersentuh tangan seorang ibu,seakan kerinduanya selama sembilan bulan di dalam rahim,terhapus sudah untuk merasakan sentuhan seorang ibu yang pasti juga sangat menyayanginya dan merindukanya hadir ke dunia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun