"Waalaikumsalam," sambil bergerak membuka pintu,ku jawab salam dari tamu di hampir tengah malam ini
Ternyata tetanggaku yang seorang ustadz datang dengan wajah tegang bercampur panik.wajah yang biasanya tetap tenang dalam setiap situasi,kini teronggok kaku di depan pintu
"Gawat kang,ada bayi baru di lahirkan di buang oleh orang tak di kenal.di letakan di semak-semak di belakang rumah"
Bukan karena tetanggaku ini berbicara tanpa titik dan koma,bukan pula karena kedatanganya yang di tengah malam yang membuatku seperti tersengat arus listrik ribuan KW.
"bayi?"
"Benar kang,ayuk kita lihat kebelakang rumah!"
Istriku yang mendengar ada bayi di buang langsung pasang aksi.bahkan berlari mendahului aku yang lagi sibuk mencari-cari lampu senter
Dalam gelapnya malam,di iringi rintihan angin yang bercuitan sedih di pelepah daun pisang,di dalam sebuah kardus bekas tempat jajanan yang kumal,terdengar tangis lirih bayi yang malang sedang kedinginan
Bayi merah yang masih suci tanpa dosa,harus menanggung aib dan derita di awal kehadiranya di dunia.mungkin semut-semut merah yang mulai mengerubungi tubuh mungil yang tali ari-arinyapun masih menempel di badan tak tega sekedar menjamah tubuh rapuh tanpa daya
Tubuh kecil itu secara reflek menggeliat tersentuh tangan seorang ibu,seakan kerinduanya selama sembilan bulan di dalam rahim,terhapus sudah untuk merasakan sentuhan seorang ibu yang pasti juga sangat menyayanginya dan merindukanya hadir ke dunia