Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Bumi Kering Kerontang Menahan Kerinduan

5 Agustus 2019   17:44 Diperbarui: 6 Agustus 2019   10:38 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tubuh menggelepar di padang tandus tak berpagar, akar hutan jati siap meranggas seiring gugurnya daun. Kemarau telah membakar sebahagian harapan, menyembunyikan tangis  di bawah tanah kering kerontang tak bertuan

Kemana perginya dingin dan air mengalir di ajak sunyi, ciptakan guratan resah yang siap memangsa nalar di kedalamn jiwa. Alam bersenandung dengan nada pilu penuh kesedihan, wajah-wajah layu tengadah ke langit berharap setitik air kesejukan

Bumi kering kerontang di bakar sang raja siang, gumpalan awan hitam telah berlalu seiring irama alam. Hanya fatamorgana hilir mudik ciptakan aneka keriuhan, sering mengelabuhi pandangan yang penuh rindu akan kedamaian

Bumi kering kerontang menahan rindu, menantikan curahan kemurahan langit yang membilas rindu. Kapan ia kan datang?, kapan ia kan membawa berjuta keindahan, hanya waktu tempatnya mengadu, hanya semilir angin setia menyampaikan ingin

Bagan batu 5 agustus 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun