Matahari menangis mengenangkan, hujan gerimis terisak menyaksikan, ketika engkau tertunduk layu di ujung pembaringan, seakan beratnya beban tak sanggup engkau pikulkan
Saat patah hati di hantam penghianatan, janji suci tak lebih ikrar ucapan, engkau baru tersadar,engkau baru nanar, seribu kata manis berbisa tlah meracuni jiwa, sejuta harapan hanya bak fatamorgana
Air mata tlah kering mengingatkan, rasa duka tlah bosan menyadarkan. Langit terang berubah kelam, gugusan awan tak sudi lagi beredar, dalam gelapnya kamar engkau menyandarkan, sejenak lelah hati yang patah berserakan
Mengapa ini terjadi, kenapa aku harus tersakiti, seribu tanya yang entah siapa ingin menjawabnya, goresan luka jadi akhir kata tanya. Ketika patah hati jadi pertanda, cinta itu bukan tentang apa dan siapa
Bagan batu 24 juni 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H