Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Pagi yang Berkelahi dengan Mimpi

20 Mei 2019   04:13 Diperbarui: 20 Mei 2019   04:19 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi ini, ketika dingin dan sunyi bergandengan tangan menghianati mimpi, aku dapati sekujur tubuhku masih terjebak di kubangan nista. Bersama serigala malam ku hamburkan segala keinginan, bersama sanjungan sang kelam, ku puaskan luapan dosa

Aku mulai lupa bila mimpi dan pagi tak pernah sehati, ciptakan pedang tajam pemenggal keinginan. Aku masih belum mampu menegakan kedua tulang kaki, sekedar hantarkan langkah menjauh dari segala yang melenakan

Pagiku masih berkelahi dengan mimpi, memperebutkan cuilan cuilan hati yang mulai basi,menarik segala simpati agar memilih keinginan dan hayalan. Aku hanya mampu terdiam, bahkan ketika sang mentari mengajaku mencicipi kenyataan, aku masih belum sanggup tuk menentukan

Bagan batu 20 mei 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun