Politik itu seni memainkan peluang dan kesempatan untuk meraih kekuasaan.
Setelah beberapa waktu yang lalu dalam kampanye Prabowo dan Sandiaga uno ada berkibar bendera bendera dari partai pendukung capres 01 Jokowi-kiai Ma'ruf Amien,kejadian yang hampir sama terjadi lagi di kampanye Sandiaga uno di Lumajang.
Bedanya sekarang yang di kibarkan dalam kampanye sandiaga uno adalah bendera kebesaran NU.padahal secara kelembagaan dan organisasi,NU bersikap netral dan tidak terlibat dalam politik praktis.inilah kemudian yang di protes oleh pengurus dan warga nahdatul ulama Lumajang.
Tentu sebagai warga NU dan barisan pengurusnya wajar bila di khawatirkan hal ini bisa menimbulkan gesekan di kalangan ummat jamah warga NU.sesuatu yang bisa menimbulkan perpecahan di dalam masyatakat.
Entah pengibaran bendera ini di sengaja ataukah Sandiaga uno terbawa suasana kampanye,tapi bila melihat rentetan kejadian pengibaran bendera di kampanye kampanye sebelumnya yang juga menimbulkan protes dari masyarakat,ada berbagai kemungkinan yang melatar belakangi peristiwa ini.
1) merebut simpati warga NU
Tidak bisa di pungkiri bila kekuatan massa warga nahdatul ulama yang sangat besar adalah daya tarik tersendiri bagi para partai politik di indonesia.meski secara organisasi dan kelembagaan bersikap netral dan tidak terjun di politik praktis,tapi para jamaahnya di beri kebebasan untuk menentukan pilihan poliitiknya sendiri atas nama pribadi.
2) memecah kosentrasi warga NU
Tak bisa di abaikan pula bahwa sebahagian warga NU condong menjatuhkan pilihanya pada pasangan capres 01 Jokowi-kiai Ma'ruf Amin dalam pilpres kali ini.apalagi dengan terjangan isu paham khilafah dan islam garis keras yang berhembus santer sepanjang musim kampanye ini membuat kiai dan warga NU lebih memilih pemimpin dengan alur pemikiran islam moderat seperti paham di NU.