Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perdukunan Politik 2019, Adakah yang Masih Melakukanya?

9 Maret 2019   19:13 Diperbarui: 9 Maret 2019   19:26 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dukun lagi ber aksi.foto : tempo/robin ong

Dunia politik memang dunia untuk merebut kekuasaan, segala cara akan di tempuh oleh seorang politisi agar ambisinya dapat duduk di kursi kekuasaan dapat terwujud, mulai dari pencitraan, tebar tebar uang atau bantuan dan sibuk melakukan kunjungan ketokoh tokoh masyarakat yang punya banyak pengaruh dan pengikut.

Bak seorang pemain sandiwara ulung, seorang politisi harus pandai pandai membaca situasi di panggung depan menampilkan sosok yang santun, dermawan, terpelajar, cerdas bahkan religius. Semua itu dilakukan hanya untuk satu tujuan, mendapat dukungan sebesar besarnya dari masyarakat yang ujung ujungnya hanya kekuasaan.

Sementara di panggung belakang, seorang politisi bisa saja melakukan berbagai macam cara agar hasrat nafsunya untuk menduduki kursi kekuasaan bisa tercapai bahkan bila perlu melakukan hal hal mistik sebagai solusi Dan jasa seorang dukun di anggap yang paling tepat untuk melakukanya.

Penomena perdukunan di dunia politik tanah air bukanlah barang baru. Kultur sebahagian besar masyarakat indonesia yang masih mempercayai hal hal mistik dalam kehidupan sehari hari ikut menyuburkan praktek ini.

Seperti pengakuan artis Adly fairuz yang di datangi seseorang yang mengaku sebagai dukun yang menjanjikan mampu menolong sang artis lolos dan menang di pileg 2019 ini (kompas.com 26 januari 2019).

Terlepas apakah orang tersebut adalah dukun sungguhan atau hanya modus penipuan dan kita bersyukur Adly fairuz menolak dan tak menanggapinya, tapi dari kejadian ini kita bisa sedikit merabah bahwa praktek politisi yang menggunakan jasa dukun untuk memenangkan pileg tidak bisa dinafikan.

Kepercayaan diri dan iman

Di zaman yang serba moderen dan demokrasi di gadang gadang sudah semakin matang dan dewasa, ternyata perilaku sebahagian kecil politisi kita masih tertinggal tak mampu menyesuaikan zaman.

Manusia yang terbiasa melakukan segala sesuatunya dengan cara dan perhitungan yang rasional dan ilmiah ternyata ada orang orang yang nampak terpelajar dan punya cara pandang jauh kedepan, masih mau dan tidak malu untuk meminta jasa seorang dukun untuk memuluskan tujuanya. Ada tiga hal yang mempengaruhi seorang politisi sampai melakukan praktek perdukunan dalam politik.

1) kurang percaya diri
Menjadi seorang politisi memang di tuntut untuk menjadi manusia super yang mampu menampung, mengelolah, mencari penyelesaian dari sekian banyak masalah yang timbul di masyarakat.

Bagi para caleg yang sesungguhnya tidak punya kemampuan dan keahlian yang memadai untuk jadi wakil rakyat atau pejabat, praktek perdukunan diyakini bisa mendongkrak kepercayaan diri seorang politisi.walaupun secara akal sehat sulit di cari pembenaran dari alasan ini.

2) kadar keimanan
Seorang caleg atau politisi yang meminta bantuan dukun untuk memenangkan dirinya dalam ajang  pemilu, sesungguhnya keimananya bisa di pastikan sedang dalam titik terendah dalam hidupnya.hanya karena hasrat politiknya untuk berkuasa, akal sehat dan norma norma agama berani di langgarnya.

Apalagi dalam ajaran islam,meminta bantuan kepada seorang dukun dapat menghantarkanya kepada kemusrykan.karena telah bergantung selain kepada ALLAH.

3) kultur masyarakat
Penomena perdukunan dalam politik nampaknya khas dunia politik indonesia.kultur masyarakat yang masih percaya dengan hal hal mistik dalam kehidupan sehari hari, ikut berperan melanggengkan praktek ini.

Tentu hal ini bisa di atasi dan diminimalisir bila para caleg dan politisi punya kepercayaan diri yang tinggi, dan di dukung keimanan yang mumpuni.

Lalu apakah dalam pilpres dan pileg 2019 ini, praktek perdukunan dalam politik masih terjadi? tentu kita sulit membuktikanya. Mudah mudahan para politisi kita makin dewasa dan mengedepankan akal sehat dalam berpolitik.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun