Sebuah lagu J-Rock menyalak keras dari BB nya persis saat dia hendak menghempaskan diri di pembaringan, pertanda ada panggilan masuk. Karena sudah jengah dengan kejadian di kampus, tak dihiraukannya telepon itu untuk beberapa saat. Satu menit berselang, telepon itu berbunyi lagi. Dan dia masih enggan mengangkatnya. Namun telepon itu berbunyi lagi, lagi dan lagi.
Akhirnya dia menyerah juga. Diangkatnya telepon itu, tanpa berusaha mencari tahu siapa yang meneleponnya.
“Hallo…” katanya dengan ogah-ogahan
“Hey naha teu diangkat-angkat?” (Hey kenapa tidak diangkat-angkat?) seru suara di seberang telelpon dengan nada tinggi.
“Saha ieu?” siapa ini. Katanya tak kalah garang.
“Willy!” jawab suara itu, tegas.
“Eh bos, punten suganteh saha.” (Eh bos maaf, kirain siapa) suaranya tiba-tiba melembut ketika tahu bahwa yang sedang bicara dengannya adalah atasannya di tempat kerja.
“Ada apa bos?”
“Kamu sore gak kemana-mana?”
“Eu eu, engga bos.”
“Bagus. Kalau begitu kamu nanti ke kantor, gantiin Rizal. Dia gak masuk hari ini.”