Mohon tunggu...
Eka Nurlela
Eka Nurlela Mohon Tunggu... -

Hanya wanita sederhana.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jingga untuk Senja.

24 Juni 2014   19:17 Diperbarui: 18 Juni 2015   09:17 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Senja..kau lupakah dengan kalimatmu dulu? Kenapa kau tinggalkan aku karena pria itu? Sungguh aku tak rela, tak akan pernah rela." Aku hanya setia pandangi langit pantai.

Berbulan-bulan Anto terus saja ikutiku menikmati langit pantai. Meski aku tak rasakan hadirnya tapi jelas dia adalah sahabat yang tak semua orang akan dapatkan sosok Anto ini.

Keceriannya yang hanya bisa temaninya saat bersamaku, karena diriku tak mampu berikan itu. Dan heranku selalu saja mengiang. Mengapa Anto tak bosan atau seharusnya mungkin pergi jauh dariku karena sikapku.

"Kenapa sih lo gak bosen nemenin gue, sampe ngeliat langit pantai aja lo ngikut mulu?"

"Karena gue takut lo bakal ngelakuin hal-hal aneh, lo kan nekat."

"Bunuh diri maksud lo? Gila lo, gue emang pernah mikir gitu tapi terlalu sakit kayaknya kalo gue mati demikian. Hmm jangan-jangan lo?"

"Gila lo Ga hahah. Lo pikir gue gak doyan cewe. Lagian udah apa berubah, jangan kayak gini mulu. Move on broh!"

"Bagus deh lo normal. Gue gak akan rela Senja tinggalin gue karena dia meninggal di tangan pria saico, dan sakit itu terus berasa. Tambah sakit lagi disaat cewe yang lo sayang dibunuh sama cowok gila yang tergila-gila sama cewe lo dan tuh cowo malah bunuh diri, gimana gue bisa lampiasin sakit gue? "

"Ya trus dengan lo begini, Senja bakal idup lagi? Gak kan?"

"Iya, gue sadar kalo Senja memang diciptakan sangat indah sampai banyak orang yang menginginkannya, tapi senja tak akan bisa dipandang lama, sehingga banyak yang merindukannya sampai lupa waktu." Aku dan Anto lantas menatap langit pantai berhias senja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun