Akhir pekan (21/2) kemarin, para penggemar balapan di Amerika disuguhi salah satu pertandingan paling dramatis sepanjang sejarah. Pada ajang Daytona 500, Denny Hamlin yang menunggangi Toyota sukses mengalahkan lawannya, Martin Truex Jr., hanya dengan jarak keunggulan sejauh bumper mobil.
Kemenangan Denny Hamlin di balapan prestisius tersebut adalah bukti mutakhir tentang bagaimana Tuhan dengan sangat gampangnya memberikan anugerah kepada orang-orang terpilih dengan cara yang mencengangkan.
Cerita dimulai ketika Hamlin kecil, saat duduk di kelas 2 SD, menulis sebuah essay yang isinya berupa harapan tentang sesuatu. Coba tebak, apakah itu? Ya, Anda benar!
Hamlin kecil menulis di awal suratnya seperti ini: MY WISH IS TO WIN THE DAYTONA 500. Ia mengafirmasikan dirinya demi tujuan tertentu sedari dini. Ia menegaskan harapannya melalui sebuah surat yang ditulis pada tahun 1987, berharap hal tersebut terkabul di tahun 1998, namun Tuhan baru mengizinkan untuk terjadi pada hari Ahad kemarin.
Untuk membuat kemenangan itu terlihat istimewa, Sang Maha Penguasa menakdirkan Hamlin yang memakai nomor mobil 11 untuk menang hanya 0,11 detik di depan pesaingnya. Itu merupakan selisih paling tipis yang pernah ada sejak NASCAR memperkenalkan penentuan pemenang secara elektronik pada tahun 1993.
Misi Suci Rio
Seperti telah kita ketahui, saga Rio Haryanto untuk duduk di kokpit Manor Racing cukup berliku. Malang melintang di kompetisi otomotif sedari kecil demi mewujudkan mimpi untuk berlaga di puncak dari segala puncak balapan, jalan yang ditempuh pemuda Surakarta itu jauh dari kata mulus. Dalam konteks sejarah perjuangan ini, kesimpulan yang dapat kita ambil adalah ia terbukti memiliki kemampuan, kecakapan, dan keterampilan yang dibutuhkan.
Tapi apakah ia mempunyai dana yang cukup? Tadinya.
Membalap untuk sebuah tim Formula 1, jika Anda adalah muka baru, maka Anda wajib hukumnya untuk menggandeng sponsor. Kalau tidak, ya bayarlah tim itu dengan uang Anda sendiri.
Allah memberi cobaan kepada keluarga Rio berupa kerugian bisnis senilai lebih dari 300 ratus miliar rupiah akibat kebakaran. Uang sebesar itu cukup untuk membayar Force India yang konon menawarkan kursinya dengan harga 25 juta euro.
Namun Allah adalah Raja Alam Semesta yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dia mengetahui mana saja hamba-Nya yang berjuang dan mana yang menumpang. Dia memiliki data dan informasi rinci tentang siapa saja yang berafirmasi: menegaskan cita-citanya dengan sungguh-sungguh, lalu berjuang dan berdoa dengan sepenuh hati, baru kemudian bertawakal. Dia menolong dengan cara menggerakkan hati banyak orang untuk bisa melihat dengan seksama apa saja potensi yang dimiliki oleh Rio.
Saat ini, meskipun baru menyetorkan sebagian kecil dana sponsor, Rio Haryanto telah ditetapkan sebagai pebalap Manor Racing untuk kompetisi Formula 1 tahun 2016. Hal itu dapat diartikan bahwa banyak pihak yang menaruh kepercayaan kepada pemuda relijius tersebut. Masyarakat Indonesia pun sebagian besar memahami dan mendukung misi suci Rio. Mereka melakukannya dengan banyak cara, antara lain dengan menyumbangkan materi, menyatakan dukungan, maupun dengan memanjatkan doa.
Seperti dituturkan oleh ibunda Rio, Indah Pennywati, dari kecil Rio bercita-cita ingin menjadi pebalap F1. Setelah melalui perjuangan berat dan berliku, akhirnya tercapailah cita-cita itu. Rio siap membalap demi memberi kebanggaan bagi bangsa Indonesia dan siap berjuang meraih kesuksesan.
Rejeki anak soleh….
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H