Mohon tunggu...
Nasution
Nasution Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Seorang wartawan adalah seseorang yang bertugas untuk mengumpulkan, menyunting, dan menyampaikan informasi kepada masyarakat melalui berbagai media seperti surat kabar, majalah, radio, televisi, dan platform online. Mereka berperan penting dalam memastikan masyarakat memiliki akses terhadap informasi yang akurat, berimbang, dan relevan tentang berbagai peristiwa, isu, dan kejadian yang terjadi di dunia. Para wartawan sering kali melakukan investigasi, wawancara, dan riset untuk mendapatkan fakta-fakta yang dibutuhkan dalam menyusun berita. Mereka juga harus memiliki kemampuan analisis yang baik untuk menafsirkan dan mengurai kompleksitas informasi serta menyajikannya dengan cara yang mudah dimengerti oleh pembaca atau penonton. Selain itu, wartawan juga perlu memiliki etika profesional yang kuat, seperti kejujuran, integritas, dan objektivitas, untuk memastikan bahwa informasi yang disampaikan tidak dipengaruhi oleh kepentingan pribadi atau pihak lain. Mereka seringkali beroperasi di bawah tekanan waktu dan dalam situasi yang tidak terduga, sehingga mereka harus memiliki keterampilan manajemen stres dan ketahanan yang tinggi. Secara keseluruhan, wartawan memainkan peran penting dalam memelihara demokrasi dengan memberikan akses informasi yang adil dan akurat kepada masyarakat serta memegang pihak-pihak berwenang bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan mereka.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Setengah Abad Tempo: Dari Pesimisme Hingga Sejarah

23 Juli 2024   12:28 Diperbarui: 23 Juli 2024   12:31 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada suatu siang, lima puluh tahun lalu di gedung tua di Senen Raya 83, kami sedang menyiapkan nomor pertama Majalah Tempo. Saat itu, terdengar seseorang bergumam: "Majalah ini hanya akan berumur tiga bulan." 

Saya terkejut. Yang berbicara adalah B, salah seorang anggota tim administrasi majalah. Namun, saya berpura-pura tidak mendengar. 

"Jangan-jangan dia betul," cerita saya kepada T, seorang teman.

"Tenang saja," jawab T. "Mungkin tiga bulan lagi Tempo bubar, tapi kalian sudah membuat sejarah."

"Jangan-jangan kau betul," kata saya, merasa sedikit terhibur.

Setengah abad kemudian, B terbukti salah dan T benar. Tempo telah membuat sejarah dengan kemunculannya yang unik dan penuh keberanian. 

Tempo dan Perubahan Corak Majalah

Tempo lahir dan mengubah corak majalah di Indonesia. Sebelumnya, majalah mingguan adalah seperti toko serba-ada. Star Weekly, misalnya, memuat uraian filsafat sejarah Arnold Toynbee, cerita bergambar pendekar Sie Djin Kui, hingga resep ketupat-tahu. Panyebar Semangat, yang terbit di Surabaya dalam bahasa Jawa, juga memuat laporan daerah, komik lucu, dan cerita detektif.

Tempo berbeda. Isinya hanya berita, tanpa rubrik dapur, teka-teki silang, atau cerpen. Rubrik "Agama" menampilkan berita tentang malapetaka di musim haji, dan "Kesehatan" melaporkan wabah cacar yang berhenti.

Saat mulai bekerja, kami tidak tahu apakah pembaca akan tertarik dengan cara baru ini. Tempo diluncurkan tanpa survei, melompat dalam kegelapan. Mungkin inilah yang dimaksud T sebagai "membuat sejarah". Tempo adalah sebuah inovasi, eksentrik dalam caranya sendiri.

Inspirasi dari Majalah Time

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun