Mohon tunggu...
Kanal Data
Kanal Data Mohon Tunggu... Lainnya - Wartawan

Wartawan Portal Berita Online Job Desk Digital Transformasi yang berfokus New Ekonomi, menyajikan artikel dan laporan perkembangan bisnis dan inovasi teknologi terkini, lifestyle , Healty (Kesehatan)

Selanjutnya

Tutup

Nature

Biosaidam MA-11 Mampu Selamatkan Pertanian di Tengah Ancaman El Nino

21 Agustus 2023   22:44 Diperbarui: 22 Agustus 2023   10:42 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : Komoditas Padi di Blitar Jawa Timur ditaman sejak 2022  s/d saat ini terus hasilkan panen yang meningkat terus  berkat teknologi  Biosoildam MA-11 walaupun di tengah iklim ekstrim 

 

El Nio adalah sebuah fenomena alam yang terjadi secara periodik di Samudra Pasifik. Ini terjadi ketika suhu permukaan air laut yang biasanya lebih dingin di wilayah tengah dan timur Pasifik menjadi lebih hangat dari biasanya. Akibatnya, El Nio dapat memiliki dampak yang signifikan pada pola cuaca global.

Efek El Nio yang paling umum adalah peningkatan suhu permukaan air laut di sekitar Amerika Selatan, yang dapat menyebabkan cuaca yang tidak biasa di berbagai belahan dunia. Beberapa dampak yang mungkin terjadi akibat El Nio adalah: Perubahan Pola Cuaca: El Nio dapat mempengaruhi pola cuaca di seluruh dunia. Beberapa wilayah mungkin mengalami kekeringan parah, sementara wilayah lainnya dapat menghadapi curah hujan yang lebih tinggi dari biasanya.VBencana Alam: Fenomena ini dapat meningkatkan risiko bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan kebakaran hutan. Hujan yang lebih banyak dari biasanya dapat menyebabkan banjir, sedangkan cuaca kering yang berkepanjangan dapat memicu kebakaran hutan. Pertanian dan Pangan: Pada beberapa daerah, El Nio dapat merusak pertanian dengan mengganggu pola hujan dan suhu. Ini dapat berdampak negatif pada produksi pangan dan harga pangan di pasar global. Gangguan Ekosistem Laut: Perubahan suhu air laut dapat berdampak pada ekosistem laut, termasuk terumbu karang dan populasi ikan.

Sebaliknya, fenomena yang berlawanan dengan El Nio disebut La Nia, di mana suhu permukaan air laut di wilayah tengah dan timur Pasifik menjadi lebih dingin dari biasanya. La Nia juga memiliki dampak cuaca global yang berbeda dari El Nio. El Nio dan La Nia adalah bagian dari apa yang disebut sebagai Southern Oscillation, yaitu fluktuasi periodik dalam suhu permukaan air laut dan tekanan atmosfer di Samudra Pasifik, yang memiliki dampak yang luas pada iklim global.

Kondisi multi krisis global 2023 ini telah kami prediksi sebelumya, kata Nugroho.  Teknologi

Biosoildam MA-11 yang telah diterapkan 10 tahun lalu oleh penemunya langsung Dr. Ir, Nugroho Widiasmadi Dipl. WRD , M.Eng mampu hadapi fenomena alam paling ekstrim saat ini. Teknologi ini yang meliputi Lima (5) stadar Total Organik MA-11 mampu mengkondisikan baik tanah dan anatomi tanamannya hadapai terpaaan thermal  disaster yang saat ini terjadi, menurut Dosen Teknik Unwahas yang didirikan oleh Nadatul Ulama (NU) terbesar di Indonesia, yang baru-baru ini juga mendapat Penghargaan Nasional  Kalpataru dari Presiden Republik Indonesia melalui Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan  RI.

Dengan kemampuan yang luar biasa pada Biosoildam Microbachter  MA-11  (Bioferrtilizer) mampu dengan cepat merombak struktur dan biomasa yang ada dalam tanah  maka menjadikan tanah (soil)  sebagai kantong-kantong (dam) nutrisi ,  air dan parameter kebutuhan hidup seperti N2, O2, CO2 , unsur Makro dan Mikro  nitrogen (N), pospor (P), kalium (K), dan C,H,O. calcium (Ca), magnesium (Mg), dan sulfur (S). dan unsur hara mikro antara lain : Besi (Fe), Mangan (Mn), Seng (Zn), Tembaga (Cu) , Boran (B), Molibdenium (Mo) dan Chlor (Cl).dll. Sehingga komponen ini sanggub melindungi dan memberikan kepas an hidup semua komoditas  pertanian  di tengah situasi iklim ekstrim seper saat ini dimana adanya kekeringan massif  regional  dan global karena tidak adanya hujan sebabkan penurunan  interflow dan ground waterflow yang mematikan.

Kemampuan lain dari Biosoildam Microbachter  MA-11  adalah hasilkan  enzyme seperti  selulase, esterase, lipase, amilase, protease, dan masih banyak lagi yang mampu meningkatkan pertumbuhan secara kualitas dan kuantitas, dimana pembentukan jaringan pada epidermis akar, batang dan cultisel daun lebih kokoh (rigit) dengan tebal rata rata 2 s/d 3 kali tanaman konvensional lain. Sehingga proteksi melalui tanah dan jaringan  anatomi tanaman menjadi salah satu kekuatan dalam hadapi iklim ekstrim yang terjadi saat ini.

 Kunci dari metode ini adakah ketika kita mengolah tanah (soil treatmen), dengan melibatkan  Mikrobachter  MA-11 minimal 100 juta populasi per  gram tanah maka imunitas tanah akan terbangun. Jumlah  atau komposisi populasi microbachter ini sudah kami simulasi sejak  15 tahun lalu tepatnya tahun 2008 melalui model CFD  interflow soil control yaitu peran microba tanah dalam

meningkatkan laju infiltrasi agar mendekati kondisi ideal dalam hadapi iklim  paling ekstrim , dan Alkhamdulillah hasil temuan teknologi ini mampu selamatkan banyak petani agar tidak gagal panen dan sekaligus selamatkan lingkungan hidup agar  berkelanjutan.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia di berbagai propinsi sejak tahun 2011 telah terapkan Teknologi Biosoildam MA-11 dalam upaya menjaga Ketahanan Pangan dan Inflasi daerah dan Nasional khususnya terhadap 3 komoditas utama yang berpengaruh langsung pada Inflasi yaitu Cabe, Bawang Merah dan Padi. Program ini sebagai bentuk Inisiasi di seluruh Indonesia dalam kegiatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (Gernas PIP) dalam bentuk  demplot sehingga diharapkan akan  dilanjutkan oleh Pemerintah Daerah setempat menjadi Demfarm yang lebih luas dan beragam komoditasnya.

Prestasi petani dengan terapkan teknologi Biosoildam MA-11 hasilkan padi minimal 12 Ton /Ha , Cabe 15 Ton/ Ha , Bawang Merah sampai 18 Ton/ Ha. Saat ini juga diterapkan untuk komoditas yang mempunyai peluang eksport seperti Kopi, Cacao, Panili dll. Selain hasil meningkat tajam 2 kali lipat maka biaya menjadi murah yaitu hanya 30% s/d 50 % dari biaya konvensional, karena semua komponen diambil dari lingkungan setempat dan mudah diterapkan karena terukur dan cepat berporoses.

Pemantauan dari teknologi ini terus dilakukan, sebagai contoh demplot di Asem Doyong Pemalang Jawa Tengah mulai diterapkan dengan MA11 pada tahun 2013, indikasi keasaman saat itu di skala 5 dan meningkat ke normal pada tahun 2022 menjadi 6,5. Tingkat hara tanah masif juga mengalami kenaikan dari awal yang hanya 300 uS/cm meningkat menjadi 1100 uS/cm ini membuat hasil panen meningkat yang semula hanya 5 Ton/Ha menjadi 15 Ton/Ha dengan penurunan jumlah pupuk dasar (superbokashi) yang semula membutuhkan 10 Ton/Ha menjadi hanya 3 s/d 5 Ton/Ha. Sehingga dari infografis secara jelas bisa dilihat nilai ekonomi dan nilai konservasinya tentu ini juga menjadi tujuan dari ProKlim dimana kemakmuran bisa terwujud ditengah lingkungan yang terkendali dan berkelanjutan,jelas Nugroho.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun