"Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab" (Arro'du : 39)
"Ummul kitab" disinilah yang tak akan pernah berubah.
3. Taqdir fi ar-rahmi. Kita tahu ada hadis yang menyebutkan di usia tertentu janin bayi (120 hari), malaikat akan meniupkan ruh dan menuliskan nasib serta takdirnya. Meliputi rejeki, amal perbuatan, waktu ajal, dan apakah dia masuk surga atau neraka.
Empat hal tersebut merupakan takdir seseorang yang tertera fil lauhil mahfudz (poin kedua). Malaikat "menyalin" apa yang tersurat, kemudian menggariskannya kepada sang bayi.
4. Taqdir fil waqi'. Ini bisa dikatakan merupakan "eksekusi" dari takdir fil lauhil mahfudz yang sudah tertulis. Apa yang terjadi saat ini, anda sedang membaca tulisan ini, ada angin yang berhembus disamping anda, terlihat semut yang lewat didepan anda misalnya.
Semuanya yang terjadi saat ini akan sesuai dengan takdir fil Ilmi dan takdir fil lauhil mahfudz. Inilah yang dimaksud juga dengan qodar Allah Subhanahuwata'ala.
***
Empat pembagian tadi sekaligus menjawab, kenapa takdir bisa berubah-ubah. Yang berubah itu takdir fil lauhil mahfudz selama belum terjadi. Sedangkan takdir fil Ilmi sampai kapanpun tak akan berubah, karena terkait dengan sifat ilmu Allah Subhanahuwata'ala yang tak terbatas.
Makanya jangan malas untuk berdoa. Siapa tahu nasib malang akhirnya tak jadi menimpa bila doa dikabulkan. Salah satu sahabat berdoa,
"Ya Allah jika engkau telah mencatat aku sebagai orang yang celaka, hapuskanlah dan tulislah sebagai orang yang beruntung."
***