Yah, memang tak harus menjadi presiden kalau hanya sekedar ingin melakukan sesuatu. Sebab hal semacam fotografi saja sudah bisa mencitrakan seni, harapan, kebahagiaan, kesedihan, atau apapun itu. Yang diwariskan turun temurun, kepada siapapun yang masih memiliki mata dan hati nurani. Selama hitam dan putihnya masih bisa dibedakan.
Kita tahu, seperti apa kisah Thich Quang Duc. Biksu yang memprotes perang Vietnam dengan caranya sendiri. Yang menggetarkan dan menyentuh masyarakat. Malcolm Browne mendokumentasikan itu, menjadikannya sebagai salah satu foto paling berpengaruh sepanjang masa.
Berpengaruh bukan dalam arti yang sederhana menurut penafsiran saya. Tapi bahkan gerakan vegetarian saja bisa menyelamatkan sedikit banyak populasi satwa. Agar manusia dan binatang bisa akur dan tak saling memangsa.
Seperti juga New York Times dan The Washington Post (kita bisa lihat dalam salah satu film Spielberg), memprotes perang Vietnam dengan cara mereka masing-masing. Dan itu sungguh efektif, seolah-olah Richard Nixon sendiri juga orang yang gagal menghentikan tragedi berdarah tersebut. Meskipun dia bisa mengatakan "cease fire" dari gedung putih seperti Eisenhower bisa saja mengatakan itu saat Operation Overload di Normandia.
Maka seseorang bisa melakukan sesuatu. Jika saja dia mau melakukan sesuatu yang berguna, meskipun hanya bagian kecil dari setitik semesta yang seakan tak mengenal dimana ujung lubang hitam. Hanya karena memang belum ditemukan. Dan gak ada manusia waras yang mau kesana.
Tapi jauh sebelum itu, sebaiknya seseorang merenungkan dulu kata-kata Maulana Jalaluddin Rumi. "Yesterday I was clever, so I wanted to change the world. Today I am wise, so I am changing myself."
Sebesar apapun keinginan itu, semua harus dimulai dari diri sendiri...
***
Sekian
***
29 Juni 2020 M.