Sudah cukuplah...
***
Secara singkat, The Theory Of Everything mengisahkan perjalanan hidup seseorang fisikawan bernama Stephen Hawking.
Film ini berdasarkan buku Travelling to Infinity: My Life with Stephen karya Jane Wilde Hawking. Buku karya istri Stephen Hawking sendiri. Seorang istri, yang mencoba menceritakan kehidupan suaminya dalam buku, kemudian kisahnya diangkat ke layar lebar.
Jadi, tidak hanya mencoba menyoroti kehidupan ilmiah Stephen, film ini juga mengisahkan kehidupan pribadi seorang Stephen Hawking.
Kisah pemuda "lugu" yang dalam film dikisahkan, dengan polosnya menjawab "saya hanya bisa mengerjakan sembilan", ketika diberi sepuluh soal yang luar biasa sulit. Dia bahkan "dengan santai" tak segera memutuskan judul "tesis" miliknya.
Dalam film, dia diajak "jalan-jalan" ke tempat dimana JJ. Thomson menemukan elektron. Dan Rutherford memecahkan atom.
Juga digambarkan, bagaimana dia mendapatkan ide tentang fisika dari hal yang ada di sekitarnya, seperti gelas berisi kopi. Atau saat dia memakai baju dan melihat api perapian dari celah lubang di baju hangatnya.
Stephen Hawking muda didiagnosis menderita penyakit langka sklerosis lateral amiotrofik (amyotrophic lateral sclerosis/ALS, juga dikenal sebagai penyakit Lou Gehrig). Penyakit yang bisa merenggut kebebasannya. Orang dengan penyakit tersebut tak bisa melakukan apapun.Â
Dengan penyakit itu, dokter memvonis Stephen Hawking hanya akan mampu bertahan hidup dalam beberapa tahun saja. Sekitar dua tahun.
Maka untuk beberapa saat, Stephen sempat menjadi orang yang penyendiri.