Mohon tunggu...
Muhammad Khoirul Wafa
Muhammad Khoirul Wafa Mohon Tunggu... Penulis - Santri, Penulis lepas

Santri dari Ma'had Aly Lirboyo lulus 2020 M. Berusaha menulis untuk mengubah diri menjadi lebih baik. Instagram @Rogerwafaa Twitter @rogerwafaa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sejarah Aksara Jawa, Legenda Prabu Aji Saka, dan Perkembangan Tulisan di Nusantara

23 April 2020   05:24 Diperbarui: 23 April 2020   05:25 2689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulisan ini belum sampai kesimpulan akhir yang saya yakini. Saya harap jika anda mau membaca sampai selesai, bisa membuka kembali ruang diskusi. Mengoreksi kesalahan yang ada dalam tulisan ini. Dan yang paling penting adalah pelestarian warisan leluhur dari kepunahan yang sudah di ambang mata.

Dari sedikit coret-coret yang pernah saat bikin, kayaknya baru sekali ini nulis agak serius tentang bangsa sendiri. Seharusnya saya malu.

***

Saya ada pertanyaan tentang aksara Jawa. Akibat gak pernah nglalar, akhirnya banyak yang lupa. Nulis nama sendiri pakai aksara Jawa saja entah saya masih bisa apa tidak.

Yang saya pertanyakan adalah sejarah dan asal-usul aksara tersebut. Hingga menjadi seperti sekarang.

Banyak sekali yang belum terjawab. Mungkin kawan-kawan bisa membantu saya merangkai potongan-potongan kisah yang berserak menjadi urutan peristiwa logis. Tidak hanya sekedar bercampur mitos dan legenda. Tapi ada fakta sejarahnya.

***

Pertama kali menyebutkan aksara Jawa, yang terlintas di benak saya adalah cerita Prabu Aji Saka. Dulu saya juga pernah berpikir bahwa beliau adalah pencipta murni aksara ini. Orang yang menciptakan tulisan baru sebagai bentuk ekspresi kegalauan karena kehilangan dua abdi setia bernama Dora dan Sembada. Atau siapalah namanya.

Sadar atau tidak, yang beliau tulis adalah sebuah puisi. Hancaraka, aksara Jawa modern yang dulu diajarkan di sekolah-sekolah dasar itu adalah puisi dalam legenda Aji Saka. Puisi yang sarat makna dan nilai-nilai.

Belum tentu beliau yang membuat aksara itu pertama kali. Bisa jadi aksara itu sudah ada, dan selanjutnya beliau menyusun puisi indah. Yang memakai teknik kalimat pangram. Bisa jadi beliau sekedar menyusun puisi dari sebuah aksara yang sudah ada. Pangram adalah membuat kalimat dengan teknik memakai semua huruf dalam abjad.

Ini artikel Wikipedia tentang kumpulan pangram. (https://id.m.wikipedia.org/wiki/Daftar_pangram) Itu hampir seperti kata "the quick brown fox jumps over the lazy dog" yang memuat kesemua dua puluh enam huruf alphabet sekaligus dalam satu baris kalimat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun