Mohon tunggu...
Muhammad Khoirul Wafa
Muhammad Khoirul Wafa Mohon Tunggu... Penulis - Santri, Penulis lepas

Santri dari Ma'had Aly Lirboyo lulus 2020 M. Berusaha menulis untuk mengubah diri menjadi lebih baik. Instagram @Rogerwafaa Twitter @rogerwafaa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

NU, Pancasila, dan Soeharto

21 Agustus 2020   06:42 Diperbarui: 21 Agustus 2020   07:20 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarin iseng-iseng nonton TV9. Dan nulis ini dari salah satu sekmen acara. Cuma catatan kecil. Tapi menurut saya ini penting sekali. Karena bahkan orang NU seperti saya sendiri, kadang tidak tahu. TV9 sebenarnya acaranya bagus-bagus dan edukatif. Tapi orang NU sendiri malah jarang yang ngurip-urip. Banyak yang lebih tertarik nonton acara televisi sebelah.

***

Semua berawal saat itu. Ketika menjelang tahun 1983 M. Waktu itu dengan tegas presiden Soeharto mendesak pancasila dijadikan sebagai asas tunggal semua ormas.

Ini sebenarnya masalah yang kompleks. Sudah lama Indonesia tidak bisa berkembang karena warganya masih silang pendapat dalam masalah ideologi. Ada orang yang ingin paham sekuler. Ada yang ingin membentuk negara berasas Islam. Ada yang ingin kebebasan. Bagaimana mau bersatu membangun negeri, kalau bangsa sendiri saja masih tukaran? Maka ini perlu segera diselesaikan.

Saat itu baru usai sidang lima tahunan MPR. Konstitusi mungkin tidak sama dengan hari ini, jadi MPR kembali memilih Soeharto sebagai presiden. Lalu Soeharto berpidato di kota Riau sekitar awal tahun 1983 M. Silahkan bisa dilacak kembali isi pidato Soeharto saat itu. Sekarang sudah ada YouTube, jadi semua sudah bisa didokumentasikan bagi yang kurang percaya. Atau sekedar penasaran. Diantara isi pidato Soeharto kala itu, adalah mendesak agar pancasila dijadikan sebagai dasar dan diakui seluruh ormas.

Namun kebijakan itu tidak nampak sederhana untuk dijalankan. Karena banyak pihak menaruh curiga. Banyak pihak takut nantinya pancasila malah dijadikan alat. Untuk menjerumuskan lawan politik. Menundukkan pihak yang menentang kebijakan yang menguntungkan orde baru. Yang khawatir bukan saja organisasi Islam, organisasi agama lain juga ikut resah. Tidak mau nantinya pancasila sampai dijadikan "agama".

"Masalahnya di tangan Soeharto Pancasila bukan hanya dimanfaatkan sebagai ideologi negara. Tapi juga alat untuk mengontrol dan merepresi lawan politik." Demikian penggalan narator televisi TV9 bicara.

Bahkan Gus Dur yang saat itu menjabat ketua tanfidziyah PBNU mendapatkan informasi, jikalau ormas yang menolak pidato Seoharto di Riau itu akan dipaksa. Sampai menurut.

Memang dialektika agama dan negara sudah lama menjadi isu. Terlebih saat masa awal kemerdekaan. Ketika Indonesia baru saja lahir, dan masih butuh arah untuk menentukan haluan. Para founding father NKRI menjadikan Indonesia sebagai negara republik. Yang menjamin kebebasan beragama, dan menjamin kebersatuan dari ragam perbedaan. 

Apalagi kita ingat, tokoh NU juga terlibat langsung dalam pembentukan janin bangsa. KH. Wahid Hasyim, kita tahu adalah salah satu anggota panitia sembilan. Dan dalam banyak kisah, kita temukan bahwa presiden Soekarno sering bolak-balik sowan para sesepuh NU, untuk minta pendapat.

Singkat cerita, setelah melalui pergolakan panjang, jadilah piagam Jakarta. Yang kemudian menjadi dasar lahirnya pancasila. Kala itu Soekarno meminta, agar jangan lagi ada perdebatan. Mohon semua pihak bersikap legowo, dan menerima. Agar Indonesia bisa segera bersatu dan mulai membangun bangsa. Agar rakyatnya bisa hidup sejahtera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun