Mohon tunggu...
Imam Syafii
Imam Syafii Mohon Tunggu... Konsultan - Nowadays English Director

Pengamat dan praktisi pendidikan. Khususnya pendidikan kebahasaan.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Nowadays English Reading Activities: Belajar Satu Skill dan Gratis Banyak Micro Skill

16 Maret 2021   11:02 Diperbarui: 16 Maret 2021   14:02 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
oleh StockRocket dari Getty Image Pro via Canva.com

Bagi seorang pemula belajar reading dalam bahasa Inggris adalah sesuatu yang membosankan. Bukan hanya sulitnya kosakata yang harus di catat atau diingat, namun juga wacana dan skemata tentang topik yang sedang mereka baca menjadi faktor utama.

Sayangnya, banyak orang tak menyadari bahwa satu skill ini merupakan skill kunci yang harus segera dituntaskan. Bagaimana tidak, reading banyak membantu pembelajar pemula dalam belajar kosakata, wacana, skemata, translation, dan bahkan pronunciation dalam satu platform.

Bukannya untuk menguasai skill lain seperti speaking dan writing sangat memerlukan kosakata, pronunciation, dan ide? Yah itulah jawabannya. Reading telah menyediakan micro skill yang diperlukan untuk mengoperasikan speaking dan writing sebagai productive skills.

Nah, jika pertanyaannya adalah "bagaimana belajar reading yang memberikan dampak besar bagi kemampuan bahasa Inggris seseorang?", maka jawabannya akan sangat bervariasi bergantung belief yang terbangun bagi seorang pembelajar sekaligus mentor yang sedang memberi pengajaran.

Dalam konsep Nowadays English Reading Activities, reading merupakan skill pengantar yang peranannya sangat penting untuk membantu siswa mengembangkan kosakata, wacana atau ide, skemata, dan bahkan translation.

Namun perlu diingat, untuk memanfaatkan reading sebagai skill landasan, tentunya mentor atau pengajar dan bahkan siswa harus memahami tingkat kesulitan dan tujuan sebuah reading passages. Dengan mengabaikan pertimbangan ini, tentu akan sangat sulit memanfaatkan reading sebagai skill landasan.

Tulisan ini secara khusus membahas peranan reading sebagai skill landasan yang bisa memberikan dampak maksimal dalam membantu siswa mengembangkan micro skill yang diperlukan bahkan ke tingkat skill besar seperti speaking, writing, dan listening sekaligus khususnya dalam perspektif Nowadays English Teaching Beliefs.

Reading Scaffolding: Tingkat Kesulitan Dalam Reading

Teori scaffolding dalam pengajaran bahasa banyak membantu teacher practitioner dalam menyusun kerangka, road map, dan bahkan porsi belajar bagi para peserta didik. Dengannya para praktisi mengetahui secara detail how and what to teach reading for students.

English educator perlu menyusun ini untuk mempertimbangkan tingkat kesulitan reading yang akan siswa pelajari. Selain itu, tujuan pembelajaran yang ingin dicapai juga di formulasikan melalui pertimbangan ini.

Dalam Nowadays English Teacher Beliefs, reading lesson plan disusun melalui pertimbangan kebutuhan siswa (efektifitas) dan tujuan micro skill yang ingin dicapai. Sehingga teacher educator bisa mempertimbangkan tingkat kesulitan yang akan dihadapi siswa ketika belajar. 

Sebagai ilustrasi, berikut gambaran umum reading lesson plan ini.

Siswa pemula tentu diprioritaskan untuk menggunakan bahasa secara aktif atau dengan kata lain menguasai skill speaking sebagai representasi kemampuan siswa dalam berkomunikasi. Khususnya dalam wacana lingkungan sekitar dan keseharian siswa.

Nah dalam tahapan ini, tentu tidak mungkin siswa belajar dengan menggunakan extensive reading yang banyak mengandung fitur makna dan wacana kompleks. Maka fitur-fitur kebahasaan dasar mutlak menjadi pertimbangan (kosa kata, simple structure, expressions, dan pronunciation).

Elemen-elemen pembangun tersebut bisa difasilitasi dengan fitur reading aloud. Mentor memberi text simple dalam ruang lingkup lingkungan seperti telling your self, daily routines, etc dalam tahap ini. Siswa cukup berlatih membaca dengan keras sembari membangun makna konseptual.

Selanjutnya, retelling menjadi proses penting berikutnya. Siswa dengan sadar menceritakan kembali apa yang telah mereka pelajari dari sesi reading aloud dengan semua micro skill yang ada. Tentu eror terjadi pada tahap ini. Inilah tahap memulai mereka.

Mentor cukup memperhatikan fitur-fitur kebahasaan seperti pronunciation dan kosa kata yang digunakan siswa ketika proses retelling berlangsung. Selanjutnya buatlah catatan kecil mengenai performa siswa untuk selanjutnya mentor melakukan perbaikan in progress.

Berbeda dengan reading aloud, extensive reading berperan untuk meningkatkan discourse atau wacana siswa. Dalam extensive reading siswa lebih banyak memahami dan membuat makna atau pengertian sekaligus. Pada tahap ini siswa sudah tidak perlu kembali menggunakan reading aloud.

Reading Aloud Sebagai Sarana Membangun Speaking Dasar

Seperti dipaparkan diatas, reading aloud memainkan peranan penting dalam membantu siswa mengembangkan speaking skill mereka. Dengan menggunakan reading aloud, siswa banyak menyerap secara tidak sadar konsep-konsep kunci dalam membangun speaking.

Pronunciation contohnya, akan sangat sulit bagi siswa untuk dipelajari secara word by word. Dengan reading aloud siswa telah belajar English structure sekaligus pronunciation atau bunyi sekaligus pun juga belajar struktur yang telah memiliki makna yang berterima secara umum.

Selain itu, siswa juga diuntungkan oleh modeling yang ada dalam reading passage tersebut. Artinya siswa tidak perlu membuat wacana atau konsepnya sendiri dalam tahap ini. Tentu akan sangat sulit bagi mereka baru memulai untuk membuat rangkaian kalimat yang berterima umum.

Dari sini siswa membangun skemata untuk selanjutnya digunakan pada tahap speaking mereka. Sebagai ilustrasi, banyak siswa merasa nyaman mendengarkan English song kendati diawal mereka tak memahami arti atau lirik English song tersebut. Namun kemudian mereka menkonfirmasi setiap lirik kedalam makna yang mereka inginkan.

Begitulah proses reading a loud. Sama-sama memproses kosa kata, bunyi atau pronunciation, dan akhirnya membentuk makna yang sesuai dengan passage yang telah disediakan.

Setelah mereka secara sadar bisa melafalkan dengan baik struktur sederhana dan pronunciation yang ada dalam reading passage tersebut, selanjutnya mereka secara tidak sadar membangun makna dari setiap kalimat yang ada dalam reading passage tersebut.

Pada tahap ini, siswa sudah memiliki skemata dasar yang selanjutnya perlu untuk di tunjukan untuk membangun speaking skill mereka. Disini mereka akan banyak bekerja dengan model mental processing dimana siswa secara utuh memproses kemampuan memori atau mengingat mereka sekaligus kemampuan untuk memproses ingatan mereka secara umum.

Extensive Reading Sebagai Sarana Membangun Meaning

Berbeda dengan reading aloud, extensive reading benar-benar digunakan untuk membangun dan meningkatkan discourse atau wacana siswa baik secara written maupun spoken. Artinya siswa banyak menyerap meaning in context atau menterjemahkan secara tepat dari source language ke target language.

Seperti umumnya soal-soal reading di dalam ujian formal seperti ujian nasional, test IELTS, dan TOEFL yang melatih siswa untuk memahami konteks dalam passage, extensive reading termasuk bagian penting dalam hal ini.

Maka tak jarang kita temukan pelatihan reading comprehension bagi siswa yang berencana mengikuti real test IELTS, TOEFL, dan sejenisnya. Tahap ini sekali lagi bukan untuk para pemula yang memiliki skemata terbatas. Tahap ini merupakan tahap kemahiran dalam membaca teks berbahasa Inggris.

Previous knowledge checker, related words, dan paraphrasing adalah bahasan-bahasan yang ada dalam model ini.

Kesimpulan dan Penutup

Belajar reading bagi seorang pemula dalam bahasa Inggris memang tidak semudah yang diimpikan. Namun bukan tidak mungkin skill ini bisa dibangun sedari awal seseorang belajar bahasa Inggris.

Dengan belajar reading, banyak dampak sangat positif yang diperoleh bagi seorang pemula. Reading baik di level pronunciation, meaning, dan bahkan performance dengan menggunakan model retelling, akan membantu meningkatkan kemampuan speaking siswa.

Tentu untuk mencapai itu, tingkat kesulitan teks harus diperhatikan. Dengan memilih teks yang sesuai dengan tujuan belajar yang tepat, maka reading bukan lagi merupakan aktifitas yang membosankan dan bahkan menjadi aktifitas yang membuat ketagihan.

Intinya adalah pilih model yang sesuai kebutuhan dan tujuan anda baik sebagai siswa maupun sebagai mentor. Extensive reading atau reading a loud bekerja dengan baik dengan situasi, kondisi, dan keadaan siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun