Belajar bahasa Inggris bagi seorang pemula bukanlah sesuatu yang mudah. Apalagi orang tersebut tak pernah sesekali menyukai pelajaran ini baik di sekolah maupun di platform online yang banyak bergentayangan di era ini.
Sukurnya kemajuan jaman banyak membantu manusia jaman sekarang untuk tumbuh cepat dan pesat. Jadi belajar bahasa Inggrispun bagi pemula bukanlah sesuatu yang menakutkan dan menghawatirkan hati.
Setidaknya ada banyak teknik dan media yang bisa digunakan untuk membantu pemula untuk memulai secara aktif berbicara dalam bahasa Inggris. Namun article akan membahas prinsip dasar atau mindset yang harus pemula miliki.
Grammar adalah Sentence atau Kalimat
Asumsi pertama seseorang ketika hendak belajar bahasa Inggris adalah belajar grammar. Seolah bahasa Inggris merupakan pelajaran grammar dan pelajaran grammar adalah rumus setara matematika atau fisika. Hingga asumsi ini terus beranak pinak dari generasi ke generasi.
Tentu mereka tidak sepenuhnya salah. Sejarah pengajaran bahasa Inggris membuktikan bahwa grammar translation method pernah menjadi manhaj tunggal di dunia. Kenyataan tersebut juga pernah menjadi common beliefs di Indonesia.Â
Artinya, model tersebut pernah hidup dalam kehidupan sosial kita khususnya dalam pengajaran bahasa Inggris.
Pengajaran rumus grammar menjadi kegiatan harian seorang pembelajar bahasa Inggris. Bahkan hingga detik ini masih tersebar luas buku-buku tentang grammar abad lalu tersebut. Tak bisa dipertentangkan memang, karena itu tetap menjadi pilihan dan kenyamanan dalam memelihara teaching beliefs seorang English educator.
Nowadays English dimanapun berada tidak lagi menggunakan madzhab tersebut. Selain memang memerlukan waktu yang panjang, madzhab tersebut sudah lama tak relevan dengan kebutuhan para pengguna bahasa era sekarang. Maka sudah sepatutnya alternatif-alternatif muncul sebagai bagian dari jawaban kebutuhan era.
Padahal kalo mau jujur, seluruh pelajaran grammar hanya membahas kalimat atau sentence berapa tebal buku dan berapa lamapun seseorang belajar. Jika seorang pembelajar sadar bahwa grammar hanya akan dan bahkan dimasa mendatang memiliki beberapa pola berikut yang bisa dengan mudah digunakan dan diduplikasi.
S + V + O +Adv
The instruction needs more attention to accomplish such a goal
         S         V          O            Adv of purpose
S + V + Adv
The English translators are conferencing in Italy
             S                  V          Adv
S + V + O
The English translators are attending a meeting
       S                     V             O
S + BE + Adjective/ Noun/ Adverb
The artists are humans
    S      BE  Noun
Sepanjang apapun kalimat yang dibuat dalam wacana apapun tetap mengikuti kaidah dasar ini. Baik dalam wacana sederhana maupun dalam wacana komplex
The profession who is teaching translation subject
                   S
Start his activities really early
  S        O         Adv
because he has a lot of things to do
            Adv
Pronunciation Bahasa Inggris Itu Bebas
Selain grammar, pronunciation sering menjadi sandungan language learner dalam konteks Indonesia. Yah bagi sebagian kecil skill ini bukanlah sebuah obstacle, namun bagi sebagian besarnya tentu pronunciation skill menjadi tantangan tersendiri.
Bagaimana tidak, kita masih sering mendengar orang menggunakan bahasa Indonesia dengan logat daerah masing-masing. Apalagi mengucapkan bahasa orang lain yang sama sekali tidak ada dalam lingkungan mereka.
Dengan lahirnya global Englishes dunia perbahasa Inggrisan terus mengalami flexibilitas bahkan tingkat tinggi. Hingga seakan kita boleh menggunakan logat kita sendiri untuk mengungkapkan meaning dalam bahasa Inggris. Sungguh menyenangkan bukan? Walaupun tak sedikit orang mempertentangkan hal tersebut dengan semua kepentingannya, namun hal tersebut bukan fokus dari article ini.
Global Englishes memungkinkan seorang pengguna bahasa asing untuk mengutarakan bahasa Inggris sesuai dengan aksen yang dimiliki. Namun tetap dalam bunyi dan pelafalan yang tepat. Artinya, tidak perlu lagi keminggris hanya untuk berpredikat bisa atau mahir berbahasa Inggris.
So, speak clearly sudah menjadi standar baku bagi pembelajar sebagai bagian dari target skill yang ingin mereka kuasai.
Yang Terbalik Itu Hanya Frasa, Bukan Kalimat
Salah satu common mistakes yang sering ditemui dalam konsepsi pelajar terhadap bahasa Inggris adalah "BAHASA INGGRIS ITU KEBOLAK BALIK". Ungkapan ini tidak sepenuhnya salah, pun juga tidak sepenuhnya benar.
Bahasa Indonesia mengenal konsep dijelaskan dan menjelaskan dan bahasa Inggris memiliki konsep menjelaskan dijelaskan. Kedua konsep tersebut telah disepakati oleh para ahli atau dengan kata lain telah menjadi teori tetap dalam kedua bahasa tersebut. Sebagai contoh
A beautiful girl (English)
Seorang wanita cantik (Indonesia)
Namun kesepakatan tersebut tidak untuk para pembelajar pemula. Mereka hanya mengerti arti dan cara memaknai sebuah struktur frasa bukan struktur itu sendiri. Maka terkadang siswa sering memiliki double standar dalam mengartikan.
Bayangkan jika semua struktur dalam bahasa Inggris harus di balik ketika mengartikan sebuah wacana, tentu struktur kalimat akan memiliki makna yang jauh dari pemahaman umum. Sebagai contoh
I help my mom to cook in the kitcher (English)
Saya membantu ibu memasak di dapur (Indonesia)
Jika wacana ini diartikan secara terbalik maka akan memiliki makna
Di dapur memasak ibu membantu saya
Tentu makna ini sangat jauh dari kebiasaan normal manusia. Inilah miskonsepsi seorang pemula dalam belajar bahasa Inggris yang perlu di luruskan.
Penutup
Jaman telah sebegitu majunya. Hampir semua lini kehidupan dibuat semudah mungkin dan seportable mungkin termasuk belajar bahasa Inggris. Kendati secara luas pengajaran bahasa Inggris juga masih menerapkan sistem pembelajaran tradisional, namun devices pengajaran bahasa Inggris sudah terlampau cukup.
Sekarang pembelajar bisa dengan mudah belajar bahasa Inggris dengan gratis dan accessible. Youtube, Facebook, Instagram, tiktok, dan website serta aplikasi sejenis merupakan contoh konkrit era sekarang orang bisa belajar bahasa Inggris.
Namun terkadang semua kemudahan ini malah menjadi beban berikutnya bagi para pelajar untuk menguasai skill yang secara nyata diperlukan dimasa sekarang. Tentu sudah seharusnya kemudahaan ini menjadi bagian utuh devices yang bisa menjadi transmitter tools bagi pertumbuhan dan perkembangan bahasa Inggris seseorang.
Mindset atau cara pandang yang salah menjadi sandungan paling banyak dalam kasus-kasus ini. Setidaknya tiga gambaran di atas mengenai mindset berbahasa Inggris harus segera diperbaiki. Sehingga pembelajar bisa lebih mudah dan cepat dalam menguasai bahasa asing ini.
Grammar, pronunciation, dan konsep dijelaskan dan menjelaskan menjadi top list dari kesulitan pelajar. Dengan demikian sudah sepatutnya mereka merevisi dan membuang jauh konsepsi yang salah mengenai ketiga obstacle tersebut.
Mereka harus masuk kepada mindset produktif bahwa semuanya bisa disimplifikasi menjadi bagian yang applikatif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H