Hari-hari menjelang kepindahan saya dari ibukota tercinta ini semakin dekat, saya ingin pindah ke sebuah tempat di mana saya merasa tenang. Jauh dari kesumpekan super kota metropolis ini, riuhnya suasana, padatnya jalan-jalan yang ada, hanya membuat pikiran kacau kemana-mana. Selepas dari kantor tadi, saya meneruskan beres-beres yang masih saja tertunda akibat kesibukan aktifitas pekerjaan, semua barang-barang yang saya miliki satu persatu mulai saya masukkan ke dalam dus besar bekas monitor CRT. Tiba-tiba pandangan ini tertuju pada sebuah album foto yang terletak paling bawah di antara tumpukan-tumpukan buku pada lemari. Iseng mulai saya buka album itu, isinya perjalanan hidup saya, sebelum saya menginjakkan diri di Jakarta.
Lembar demi lembar saya buka, bukan hanya kenangan manis, ada juga kenangan asam dan pahit, mirip rasa sebuah permen. Manisnya kenangan bersama dia, asamnya ketika pertengkaran demi pertengkaran mulai terjadi, dan pahitnya ketika dia pergi dan kemudian saya lihat sebuah cincin emas menempel di jari maniesnya. Selesai, beres-beres barang saya hentikan, tidak ada lagi mood untuk melanjutkannya, saya hanya bisa hirup kopi yang masih mengepul itu, dan pergi tidur. Kenapa bisa masih saya rasakan semua itu, seakan-akan semuanya baru saja terjadi kemarin?
Sering kali foto itu tanpa caption pun akan mampu bercerita, bagi pribadi si pengambil gambar ataupun bagi orang yang melihat foto itu. Foto tercipta dari pantulan cahaya yang direkam pada suatu bidang yang amat sangat peka cahaya. Foto itu terbentuk dari pengabungan elemen-elemen yang menjadi satu secara keseluruhan, yang dalam kamus besar Bahasa Indonesia, di sebut komposisi. Dari komposisi inilah foto itu dapat bercerita.
Berbeda dengan seni lukis, yang memulai dari sebuah bidang kosong, kemudian di tambah elemen demi elemen sehingga pesan lukisan tersebut sampai kepada yang melihat (baca: bercerita), fotografi memulai dari bidang penuh, kemudian satu-persatu elemen yang tidak perlu disingkirkan untuk mencapai tujuan yang sama.
Jika komposisi itu di pilah-pilah satu persatu maka ada enam elemen penting yang menyusunnya, keenam elemen tersebut adalah: garis (line), bentuk (shape), wujud (form), tekstur (texture), pola (pattern) dan warna (color). Dalam perjalanan kita kedepannya (WPC), akan kita coba untuk belajar mengenal dan mengaplikasikan dalam sebuah foto.
Menurut para ahli dan pakar dalam bidang fotografi, elemen yang paling penting adalah garis, kenapa? Tanpa garis maka tidak ada bentuk, tanpa bentuk tidak akan ada wujud, tanpa garis dan bentuk, tidak akan ada pola, demikian seterusnya. Maka sebagai elemen terpenting dalam fotografi, sebaiknya kita kenal elemen yang satu ini.
Sebagai elemen penting, maka sebaiknya kita kenal apa saja yang bisa di masukkan kedalam elemen ini. Sehari-hari kita selalu melihat elemen garis. Jalan, gedung-gedung yang menjulang, rumah, rel kereta api, jembatan, garis cakrawala, tangga, elevator, sungai, trotoar, dan masih banyak lagi. Elemen garis ini ada dimana-mana, hanya mungkin karena terlalu terbiasa kita menjadi sering tidak menyadarinya. Elemen garis bisa dibagi menjadi 4 jenis: horisontal, vertikal, diagonal dan lengkung. Masing-masing jenis bisa mewakili pesan dan rasa tertentu bagi siapa saja yang melihatnya dalam bentuk foto.
Horisontal, adalah elemen garis yang membelah foto menjadi dua bagian secara mendatar, bisa garis nyata bisa garis imajiner. Seperti foto-foto di bawah ini. Kesan yang ditimbulkan oleh garis horisontal ini adalah tentu saja lebar dan luas, kemudian juga menimbulkan kesan kuat. Jika bicara dalam peletakan elemen garis horisontal ini maka seringkali orang berbicara atau menyarankan meletakkan pada sepertiga atas atau sepertiga bawah
Horisontal, foto doc mbak Inge
![1336064399541653955](https://assets.kompasiana.com/statics/crawl/55603ebd0423bd373e8b4568.jpeg?t=o&v=770)
![1336066096151157211](https://assets.kompasiana.com/statics/crawl/55603ebd0423bd373e8b4569.jpeg?t=o&v=770)
Vertikal, elemen garis bisa secara nyata maupun imajiner. Seperti foto-foto di bawah ini. Kesan yang ditimbulkan oleh garis vertikal ini adalah tentu saja tinggi menjulang, panjang, kemudian juga menimbulkan kesan kuasa. Jika bicara dalam peletakan elemen garis vertikal ini maka seringkali orang berbicara atau menyarankan jangan meletakkan secara kaku pada tengah foto sehingga membelah foto menjadi dua bagian.
[caption id="attachment_186040" align="aligncenter" width="543" caption="vertikal, foto doc om Ajie"]
![13360671791354529006](https://assets.kompasiana.com/statics/crawl/55603ebf0423bd373e8b456a.jpeg?t=o&v=770)
![13360677591276609031](https://assets.kompasiana.com/statics/crawl/55603ec10423bd373e8b456b.jpeg?t=o&v=770)
![13360678551979165201](https://assets.kompasiana.com/statics/crawl/55603ec10423bd373e8b456c.jpeg?t=o&v=770)
Diagonal, Dibanding garis horisontal dan vertikal, garis diagonal ini bersifat lebih dinamis, ada nafas kehidupan di dalam sebuah foto. Jika tepat menggunakan objek dengan garis diagonal ini akan amat sangat mudah mencuri perhatian. Garis ini biasanya menyebrang dari satu sisi ke sisi lainnya.
[caption id="attachment_186047" align="aligncenter" width="560" caption="Horisontal, foto doc punya om Ajie"]
![1336069423341082021](https://assets.kompasiana.com/statics/crawl/55603ec20423bd373e8b456d.jpeg?t=o&v=770)
Lengkung, Elemen garis yang paling hidup, di bandingkan ketiga elemen garis yang lain, kesan formal dan kaku hilang pada elemen garis ini. Karena kesan yang di timbulkan memang membuat foto seperti hidup, elemen garis ini sangat banyak dan mudah kita jumpai,
[caption id="attachment_186054" align="aligncenter" width="562" caption="Lengkung, doc punya om Ajie"]
![13360738391047458772](https://assets.kompasiana.com/statics/crawl/55603ec40423bd373e8b456e.jpeg?t=o&v=770)
![13360740011733803552](https://assets.kompasiana.com/statics/crawl/55603ec50423bd373e8b456f.jpeg?t=o&v=770)
![13360741041445468776](https://assets.kompasiana.com/statics/crawl/55603ec60423bd373e8b4570.jpeg?t=o&v=770)
Nah, elemen garis tentu telah di mengerti bukan. Sekarang waktunya untuk mencari tahu apakah elemen garis ini telah bisa anda lihat, maka Weekly Photo Challenge atau tantangan minggu ini, adalah elemen garis versi anda. Seperti biasa saat berjalan-jalan pada akhir pekan, ambil kamera dan coba amati baik-baik lingkungan sekitar. Coba visualisasikan foto yang ingin Anda ambil dalam elemen garis, kemudian sharing hasilnya dalam tulisan di Kompasiana.
Berani terima tantangan?
Selamat berakhir pekan, salam jepret.
Bagi kawan-kawan yang ingin berpartisipasi dalam kegiatan ini, jangan lupa mencantumkan link tulisan anda pada kolom komentar dibawah, karena kami senantiasa meng-update artikel ini untuk mengumpulkan tulisan-tulisan yang masuk. Dan jangan lupa untuk menyertakan link tulisan ini pada artikel anda untuk mengarahkan teman-teman lain membaca karya-karya yang lain yang sudah terkumpul. Terimakasih.
Pemenang WPC 2, adalah postingan ini. Selamat buat pemenang dan berhak atas voucher pulsa 50.000
WPC 1: Melihat Cahaya
WPC 2: BW Photography
nb: dokumentasi foto; mbak Inge, om Didiet, om Ajie
WPC di Group Kampret di Buku Muka, adalah: Bulan
Berikut ini adalah artikel-artikel foto yang sudah masuk:
- Kampret: Belajar Menggambar Garis
- Sisi Lain Jakarta dalam Sebuah Garis
- WPC 3 ; Si Ular Besi Nasib-mu Kini
- WPC 3 : Kesederhanaan Pematang Sawah
- WPC 3: Harmoni Garis dalam Rumah
- WPC 3: Berwisata Banjir Sambil Menikmati Cahaya yang Terekam Dalam Garis
- WPC 3: Menangkap Garis Mitos Gunung Lokon
- Kampret: Garis-garis Alami
- WPC 3 : Garis Bayang-bayang
- Menangkap Garis dalam Motif Kain Tenun Tradisional Dayak Iban
- Gagal Menangkap Moment Supermoon
- Hobi Jepret Gedung Pencakar Langit
- Mencari Elemen Garis dalam Benda-benda di Sekitar Rumah
- WPC 3: "Sudut-sudut Garis Seolah Hidup.."
- [WPC-3] Elemen Garis itu Ada Dimana-Mana, Bingkailah dan Abadikan dalam Sebuah Foto!
- Harmoni Garis Alam dan Buatan di Sekitar Palm Hills [WPC-3]
- Membidik Garis dalam Bangunan Kuno dan Modern
- Ketika Garis-garis Berima
- Garis-garis yang Terekam dengan Kamera Ponsel
- [WPC-3]: Linimasa
- WPC 3: Antara Garis, Alam, dan Perjalanan
- 100 Mie Rebus = 1 Kamera Nikon D5100
- Dear Sarah...
- Berderet - deret Membentuk Garis
- [WPC3]: Garis Oh Garis..
- Jangan pulang! Mas Munir aja dibikin mati.. apalagi kamu!/Garis-garis kematian sudah datang
- Pentingnya Memperhatikan Garis Pada Foto Ilustrasi dalam Jurnalisme Warga
- Menggaris Tulang Rusuk, Biar Sempurna
- WPC3: Just Shoot, It’s All About the Journey
- Mengenal Hong Kong Melalui Garis
- Rekam Jejak Garis-Garis Perjalanan
- Garis Kesunyian di Kota Suva
- Menikmati Garis dan Warna Macau
- Komposisi Garis dalam Fotografi
- Menikmati Garis-Garis Keindahan
- [WPC 3] Garis Cerita Pekerja Rumah Tangga
- Perpustakaan di Depan Lensaku
- Menikmati Garis Tubuh Kembang-Kembang Desa
- Menggambar Pagi
- Garis Antara Anak dan Mamanya
- ...Tentang Garis Kampret Misterius
- Menemukan "Garis Tuhan' dalam Komposisi Fotografi
- Tempat Memancing di Pinggiran Teluk Meksiko
- Tradisi Unik Menyambut Tamu Kehormatan. Mau Jadi Tamu?
- WPC 3; Garis-garis di Gedung Rakyat
- Rule of Thirds, Mantera Suci Fotografer
- Tip Memotret Bunga dengan Kamera Saku