Mohon tunggu...
Kampret Semedi
Kampret Semedi Mohon Tunggu... -

Manusia yang baru belajar menulis, sehabis semedi, agar bisa turut sekedar berbagi , meski hanya berita basa basi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Conan dan Hukum Kita

24 Mei 2016   16:32 Diperbarui: 26 Mei 2016   11:40 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1. Pembunuhan Karakter :

Sadar , tidak sadar, kita seringkali menebar tulisan tentang seseorang, tanpa perduli tentang fakta  dan data yang ada. Kalau cocok dengan kemauan kita, sesuai dengan pemahaman kita, copy paste, sebar, klik, share, bagi sana sini , jaman online, selama ada pulsa, apa sih yang tidak bisa kita sebar.

Pembunuhan karakter biasa dilakukan dengan menebar fitnah, memicu SARA , bahkan gosip dan rumor yang beraduk dengan bumbu bumbu fakta dan fitnah, sehingga sukar membedakan lagi mana fakta mana fitnah.

Kita tidak tahu efek yang kita sebar dari tulisan kita. 

Mungkin tulisan kita hanya sekedar memuaskan ego kita, tapi apa yang terjadi bila tulisan itu menjadi viral dan memicu kasus - kasus massal berbau SARA seperti yang pernah terjadi di era tahun 1998?

Ya kita tidak membunuh secara nyata, kita tidak kejam, kita tidak seperti pembunuh yang kita baca di Media, yang melakukan mutilasi, membunuh anak kecil dsb dsb..., tapi mungkinkah akibat fitnah kita , kita menjadi salah satu pemicu sebuah kejadian ????

Hati-hatilah dalam berbicara, menulis dan bertutur, karena kata kata mungkin dapat lebih tajam dari sebuah silet, dengan luka hati yang mengiris berdarah.

2. Pembunuhan ekonomi :

Dalam bisnis, seringkali kita takut mendapati saingan, kita takut orang lebih maju dari kita, menguasai bisnis yang sudah kita tekuni berpuluh puluh tahun.

Pembunuhan ekonomi ini sering diterapkan secara tanpa sadar oleh para pelaku bisnis bermodal besar, yang dengan seenak perut memainkan harga pasar, menjatuhkan  harga pasar dibawah normal, sehingga pelaku bisnis menengah mati terjepit, mengap mengap tanpa bisa meraih keuntungan.

Atau melambungkan harga pasar, karena kendali ada ditangan mereka. Contoh :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun